Kondisi Memprihatinkan Halte Transjakarta di Jalan Raya Bekasi: Rawan Aksi Pencurian dan Vandalisme
Kondisi sejumlah halte Transjakarta di sepanjang Jalan Raya Bekasi, Cakung, Jakarta Timur, memprihatinkan dan mengundang keprihatinan warga. Hal ini menjadi sorotan setelah beberapa waktu lalu viral di media sosial.
Berdasarkan pantauan di lapangan, dari sejumlah halte yang ada di sepanjang Jalan Raya Bekasi, terlihat 13 halte dalam kondisi rusak parah dan terkesan terbengkalai. Kerusakan ini meliputi hilangnya berbagai fasilitas penting seperti pelat besi tangga dan ruang tunggu, kaca-kaca loket dan ruang tunggu yang pecah atau hilang, serta coretan vandalisme yang mengotori dinding-dinding halte. Bahkan, beberapa halte tertutup semak belukar, menambah kesan tidak terawat.
Meskipun demikian, masih terdapat sejumlah penumpang yang terpaksa menunggu bus Transjakarta di area halte yang seharusnya menjadi tempat berlindung yang aman dan nyaman. Mereka memilih menunggu di area yang rusak meskipun berisiko.
Adi (41), seorang pedagang soto yang berjualan di dekat Halte Tipar Cakung, mengungkapkan bahwa kerusakan ini telah berlangsung lama. Ia menyebutkan bahwa besi dan kaca halte telah lama menjadi sasaran pencurian.
"Sudah lama dimalingin orang. Saya lupa persisnya kapan," ujarnya.
Adi juga menambahkan, terdapat sebuah halte baru yang dibangun dalam satu atau dua tahun terakhir, namun hingga kini belum dioperasikan. Ironisnya, halte yang belum beroperasi ini pun sudah menjadi korban pencurian.
"Halte yang di Tipar Cakung malah belum beroperasi, dibangun sekitar satu atau dua tahun lalu, tapi sudah dimaling," imbuhnya.
Siswanto (62), warga Cakung, juga membenarkan kondisi memprihatinkan halte-halte di sepanjang Jalan Raya Bekasi. Ia mengatakan halte-halte tersebut tampak tidak beroperasi dan tidak terpakai.
"Kelihatannya seperti tidak beroperasi, tidak terpakai. Padahal Transjakarta masih lewat, masih beroperasi," kata Siswanto saat ditemui di Halte Transjakarta Pasar Cakung.
Siswanto menjelaskan bahwa warga yang hendak menggunakan Transjakarta lebih memilih menunggu di sisi jalan karena kondisi halte yang tidak aman.
"Kalau naik, ya dari bawah (sisi jalan), tidak di atas halte karena bahaya, sudah bolong. Sudah lama kondisinya seperti ini," pungkasnya.