Trauma Usai Diculik, Santri Pasuruan Kembali ke Pesantren
Muhammad Sulaiman, seorang santri berusia 18 tahun, telah kembali ke Pondok Pesantren Metal di Rejoso, Kabupaten Pasuruan, pada hari Rabu setelah menjadi korban penculikan. Kepulangan Sulaiman disambut dengan sukacita oleh para santri lainnya, meskipun tidak ada penyambutan khusus yang diadakan.
Zainul Arifin, seorang pengurus pondok pesantren, menjelaskan bahwa Sulaiman dijemput dari Polres Pasuruan Kota setelah memberikan keterangan yang dibutuhkan kepada pihak kepolisian. Setibanya di pesantren, Sulaiman sempat berinteraksi singkat dengan teman-temannya sebelum kemudian beristirahat untuk memulihkan diri dari trauma yang dialaminya.
Kasat Reskrim Polres Pasuruan Kota, Iptu Choirul Mustofa, mengkonfirmasi bahwa pihaknya telah mengizinkan Sulaiman untuk kembali ke pesantren setelah keterangannya dianggap cukup. Kondisi kesehatan Sulaiman juga telah diperiksa oleh dokter dan dinyatakan sehat.
Peristiwa penculikan ini terjadi pada Senin malam, di mana Sulaiman diculik oleh orang tak dikenal. Selama dalam pelarian, Sulaiman mengalami perlakuan kasar dari para pelaku hingga akhirnya dibawa ke Kabupaten Gresik. Berdasarkan hasil gelar perkara, motif penculikan tersebut adalah salah sasaran. Para tersangka mengira Sulaiman adalah Roni alias Dompes, orang yang mereka cari karena diduga menerima paket sabu.
Pihak kepolisian telah menetapkan empat orang sebagai tersangka dalam kasus penculikan ini dan masih melakukan pengejaran terhadap Roni yang kini berstatus buron.