Analis: Rupiah Rentan Terhadap Tekanan, Strategi Penguatan Devisa Mendesak
Rupiah Tertekan: Indonesia Perlu Perkuat Pertahanan Devisa
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menunjukkan tren pelemahan dalam beberapa waktu terakhir, bahkan sempat menembus level Rp 17.000. Perdagangan hari ini mencatat nilai tukar di level Rp 16.873, mengalami kenaikan sebesar 14 poin (0,08%). Kondisi ini memicu kekhawatiran akan berlanjutnya tekanan terhadap mata uang Garuda.
Ekonom dari Bank Syariah Indonesia (BSI), Banjaran Surya Indrastomo, menekankan perlunya Indonesia untuk beradaptasi dengan situasi ini. Menurutnya, tekanan terhadap rupiah diperkirakan belum akan mereda. Ia menyoroti pentingnya efektivitas kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) sebagai salah satu solusi potensial. Kebijakan ini, termasuk perpanjangan masa penahanan DHE, diharapkan dapat menarik lebih banyak devisa ke dalam negeri. Tantangan bersama adalah bagaimana memastikan aliran devisa masuk secara berkelanjutan.
Diversifikasi Pasar Ekspor dan Cadangan Devisa
Banjaran juga menyinggung mengenai kekhawatiran terhentinya tren positif ekspor Indonesia yang telah berlangsung selama 58 bulan, terutama sejak adanya potensi penerapan tarif oleh Amerika Serikat. Ia mendorong pelaku usaha untuk aktif mencari pasar ekspor baru. Meskipun demikian, data terkini menunjukkan bahwa ekspor Indonesia masih mencatatkan kinerja positif. Banjaran menambahkan bahwa dalam dunia usaha, selalu ada peluang di balik setiap tantangan. Upaya diversifikasi pasar ekspor, seperti yang telah dilakukan pada komoditas kelapa sawit dengan mengalihkan fokus dari pasar Eropa ke India dan China, menjadi sangat krusial.
Selanjutnya, Banjaran menyoroti mengenai kecukupan cadangan devisa Indonesia untuk menstabilkan rupiah melalui intervensi di pasar keuangan. Pelemahan rupiah, di sisi lain, dapat memberikan keuntungan bagi eksportir karena mereka menerima lebih banyak rupiah dari hasil ekspor mereka. Namun, tantangannya adalah bagaimana nilai tambah yang diperoleh dari ekspor dapat mendorong pertumbuhan ekonomi secara lebih cepat dan merata.
Strategi Penguatan Rupiah
- Efektivitas Kebijakan DHE: Pemerintah perlu memastikan implementasi yang efektif dari kebijakan Devisa Hasil Ekspor, termasuk mempertimbangkan perpanjangan masa penahanan DHE untuk menarik lebih banyak devisa.
- Diversifikasi Pasar Ekspor: Pelaku usaha perlu terus aktif mencari dan mengembangkan pasar ekspor baru untuk mengurangi ketergantungan pada pasar tradisional dan menghadapi potensi perubahan kebijakan perdagangan global.
- Penguatan Cadangan Devisa: Pemerintah perlu menjaga dan memperkuat cadangan devisa untuk memiliki kemampuan yang memadai dalam melakukan intervensi di pasar keuangan dan menstabilkan nilai tukar rupiah.
- Peningkatan Nilai Tambah Ekspor: Upaya harus dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah dari ekspor agar dapat memberikan kontribusi yang lebih signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Secara keseluruhan, Indonesia perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk memperkuat fundamental ekonomi dan meningkatkan daya tahan rupiah terhadap tekanan eksternal. Hal ini mencakup peningkatan efisiensi ekonomi, investasi pada sektor-sektor produktif, dan reformasi struktural untuk menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif.