Indonesia Pacu Hilirisasi Logam Tanah Jarang Guna Ciptakan Kemandirian Energi
Indonesia tengah berupaya mengoptimalkan potensi sumber daya alamnya, khususnya mineral Logam Tanah Jarang (LTJ) atau Rare Earth Element (REE), yang memiliki nilai strategis tinggi di pasar global.
MIND ID, sebagai BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia, bersama dengan PT Timah Tbk, tengah mengembangkan fasilitas uji coba LTJ di Tanjung Ular, Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung. Inisiatif ini merupakan langkah awal untuk mengolah monasit, mineral ikutan timah, menjadi produk bernilai tambah tinggi.
Menurut Wakil Direktur Utama MIND ID, Dany Amrul Ichdan, pemanfaatan LTJ sangat krusial bagi berbagai industri strategis, termasuk:
- Magnet permanen
- Baterai hybrid
- Elektronik
- Katalis
"Grup MIND ID melalui TIMAH memiliki kelolaan mineral rare earth yang jarang dimiliki oleh negara-negara lain. Indonesia memiliki kemampuan untuk memproses rare earth ini di dalam negeri sehingga nilai tambah dan manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia," ujar Dany dalam keterangan tertulis. Ia menambahkan, pengembangan LTJ diharapkan dapat menjadikan Indonesia sebagai basis pengembangan ekosistem industri strategis di masa depan.
Direktur Pengembangan Usaha PT Timah Tbk, Dicky Octa Zahriadi, menjelaskan bahwa LTJ mengandung thorium, yang berpotensi menjadi sumber energi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Pemanfaatan thorium dalam negeri diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah dari pengolahan logam tanah jarang dan mendorong kemandirian energi nasional.
PT Timah telah mengoperasikan pilot plan pengembangan REE sejak tahun 2010. Meskipun demikian, pengembangan LTJ di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan, termasuk:
- Keterbatasan teknologi pengolahan yang terbukti dan komersial.
- Kebutuhan akan mitra strategis dengan teknologi dan pengalaman yang memadai.
- Proses revitalisasi pilot plan yang memerlukan waktu dan dukungan teknis yang signifikan.
PT Timah berencana membangun pabrik pengolahan LTJ skala komersial dengan bahan baku monasit. Langkah ini bertujuan untuk berkontribusi dalam rantai pasok industri berbasis LTJ, baik di tingkat nasional maupun global, seiring dengan meningkatnya permintaan dunia terhadap unsur tanah jarang.
Dengan inisiatif ini, Indonesia berupaya memanfaatkan potensi sumber daya alamnya secara optimal, menciptakan nilai tambah, dan mewujudkan kemandirian energi melalui pengembangan industri berbasis Logam Tanah Jarang.