Di tengah suasana duka mendalam atas wafatnya Paus Fransiskus, Rektor Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Ninok Leksono, turut hadir di Kedutaan Besar Vatikan, Jakarta Pusat, untuk memberikan penghormatan terakhir. Kehadirannya menjadi wujud kekaguman dan penghormatan mendalam terhadap sosok pemimpin spiritual tersebut.

Sejak pagi hari, Ninok telah berada di Kedutaan Besar Vatikan, bergabung dengan ratusan pelayat lainnya. Suasana khidmat dan tertib terasa di setiap sudut. Prosesi penghormatan dilakukan dengan tertib, di mana para pelayat diberikan kesempatan untuk menuliskan ucapan belasungkawa dan kesan pribadi mereka terhadap Paus Fransiskus.

Ninok mengungkapkan rasa kehilangan yang mendalam atas kepergian Paus Fransiskus. Baginya, Paus bukan hanya seorang pemimpin agama, tetapi juga tokoh dunia yang sangat dihormati. Kenangan pertemuan dengan Paus pada bulan Desember 2024 lalu menjadi momen yang tak terlupakan.

"Saya merasa sangat kehilangan. Saya doakan Paus menjadi orang kudus di surga," ujar Ninok dengan nada penuh haru.

Pertemuan Ninok dengan Paus Fransiskus bermula dari undangan menghadiri pertemuan lintas agama saat Paus berkunjung ke Indonesia. Meskipun sempat mengalami kendala dengan undangan, Ninok akhirnya mendapatkan kesempatan audiensi khusus di Vatikan. Momen tersebut menjadi impian yang menjadi kenyataan, di mana ia berkesempatan melakukan baciamano, tradisi mencium tangan Paus sebagai bentuk penghormatan.

Berikut adalah poin-poin penting yang disampaikan oleh Rektor UMN:

• Kehadiran di Kedubes Vatikan sebagai bentuk penghormatan terakhir.
• Paus Fransiskus adalah tokoh dunia yang sangat dihormati.
• Kenangan pertemuan dengan Paus di Vatikan menjadi momen tak terlupakan.
• Doa agar Paus menjadi orang kudus di surga.

Kehadiran Rektor UMN di Kedutaan Besar Vatikan menjadi simbol penghormatan dari berbagai kalangan terhadap Paus Fransiskus, seorang pemimpin yang membawa kedamaian dan inspirasi bagi banyak orang di seluruh dunia.