Gunungpati Semarang Sulap Limbah Plastik Jadi Bahan Bakar Alternatif

Inovasi Pengolahan Sampah Plastik di Gunungpati Semarang

Di tengah upaya berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan sampah, sebuah inovasi menarik muncul dari Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Warga setempat berhasil mengembangkan metode sederhana untuk mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM) alternatif, memberikan harapan baru dalam pengelolaan limbah dan penyediaan energi.

Inisiatif ini bermula dari komitmen Pemerintah Kota Semarang untuk memprioritaskan pengurangan dan pengelolaan sampah. Al Frida Very Sanavel, Camat Gunungpati, bersama jajaran staf dan masyarakat, berinisiatif mencari solusi konkret untuk mendukung program tersebut di wilayahnya.

"Kami berdiskusi mencari cara agar Gunungpati dapat berkontribusi dalam pengurangan sampah. Dari situlah, ide ini tercetus," ujar Frida. Ide tersebut kemudian diwujudkan oleh Rohmat, seorang staf kecamatan yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan, dengan merancang alat penyuling sederhana berbahan dasar barang bekas.

Proses Pengolahan yang Sederhana

Alat penyuling yang dirakit oleh Rohmat memanfaatkan tong besi dan pipa bekas. Proses pengolahan sampah plastik menjadi BBM terbilang mudah. Sampah plastik dimasukkan ke dalam tong besi dan dipanaskan. Uap yang dihasilkan dari pemanasan tersebut kemudian dialirkan melalui pipa, di mana proses kondensasi terjadi dan menghasilkan cairan yang menyerupai minyak.

Meski belum ada pengukuran pasti mengenai rasio sampah plastik yang dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah liter BBM, proses pengolahan ini telah berjalan dan menunjukkan potensi yang menjanjikan. Sampah plastik yang digunakan berasal dari sumbangan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan non-ASN di lingkungan kecamatan dan kelurahan se-Gunungpati, yang secara rutin membawa sampah rumah tangga setiap apel hari Senin.

Lebih dari Sekadar BBM

Tujuan utama dari inisiatif ini bukan semata-mata untuk menghasilkan BBM, melainkan untuk mengurangi volume sampah plastik yang menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang. Dengan kapasitas TPA yang semakin terbatas, inovasi ini diharapkan dapat membantu memperpanjang usia operasional TPA dan mengurangi dampak negatif sampah plastik terhadap lingkungan.

"Kami tidak berorientasi pada penjualan minyak. Ini adalah upaya nyata untuk mengurangi sampah plastik," tegas Rohmat.

Pengembangan dan Dukungan

Kecamatan Gunungpati saat ini sedang menjajaki peluang untuk mendapatkan dukungan dana Corporate Social Responsibility (CSR) melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). Dana tersebut rencananya akan digunakan untuk pengadaan alat serupa yang dapat didistribusikan ke seluruh kelurahan di Gunungpati, sehingga pengelolaan sampah dapat dilakukan secara mandiri dan merata di seluruh wilayah.

Sebagai langkah awal, BBM yang dihasilkan akan diujicobakan sebagai bahan bakar untuk mesin potong rumput. Inovasi yang dilakukan oleh Kecamatan Gunungpati ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam mencari solusi kreatif dan berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan sampah plastik.

Inisiatif ini menunjukkan bahwa dengan ide kreatif dan kemauan untuk bertindak, masyarakat dapat berperan aktif dalam menjaga lingkungan dan menciptakan solusi inovatif untuk masalah yang dihadapi. Pengolahan sampah plastik menjadi BBM alternatif di Gunungpati adalah contoh nyata bagaimana limbah dapat diubah menjadi sumber daya yang bermanfaat.