Ratusan Satwa Endemik Sumatera Gagal Diselundupkan ke Ibukota

Upaya penyelundupan ratusan ekor burung endemik Sumatera berhasil digagalkan di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan, pada Rabu (23/4/2025) malam. Tim gabungan yang bertugas melakukan pemeriksaan rutin menemukan satwa-satwa tersebut disembunyikan di dalam sebuah truk yang hendak menyeberang menuju Pelabuhan Merak, Banten.

Kepala Karantina Lampung, Donni Muksydayan, mengungkapkan bahwa penemuan ini bermula dari pemeriksaan rutin terhadap kendaraan yang akan menyeberang. Kecurigaan petugas mengarah pada sebuah truk yang membawa puluhan boks buah. Setelah diperiksa lebih lanjut, ternyata boks-boks tersebut berisi ratusan burung dari berbagai jenis.

"Total ada 326 ekor burung tanpa dokumen yang kami temukan. Ironisnya, hampir separuh dari jumlah tersebut merupakan jenis burung yang dilindungi dan bahkan terancam punah," jelas Donni.

Berdasarkan identifikasi bersama dengan LSM Konservasi Yayasan Flight Indonesia, diketahui bahwa 132 ekor burung termasuk dalam kategori dilindungi. Berikut rinciannya:

  • Madu Sepah Raja: 22 ekor
  • Cica Daun Sayap Biru (Cucak Ranting): 49 ekor
  • Cica Daun Besar (Cucak Ijo): 30 ekor
  • Cica Daun Kecil (Cucak Ijo Mini): 28 ekor
  • Cica Daun Sumatera: 3 ekor

Selain jenis yang dilindungi, petugas juga menemukan beberapa jenis burung lainnya yang tidak termasuk dalam daftar dilindungi, antara lain:

  • Madu Pengantin (Kolibri Ninja): 35 ekor
  • Madu Sriganti (Kolibri): 132 ekor
  • Siri-siri: 11 ekor
  • Cucak Jenggot: 12 ekor
  • Kapas Tembak: 4 ekor

Menurut keterangan yang diperoleh, burung-burung tersebut diangkut dari wilayah Pekanbaru dan rencananya akan dibawa ke daerah Cakung, Jakarta Timur. Pihak berwenang saat ini tengah melakukan penyidikan lebih lanjut terkait kasus ini.

"Kami berharap, dengan penindakan ini, kegiatan-kegiatan ilegal seperti ini dapat terus ditekan. Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk melindungi sumber daya genetik dan keanekaragaman hayati Indonesia, khususnya di wilayah Sumatera," pungkas Donni.