Balikpapan Jadi Pusat Kolaborasi Australia: Kampus Baru Hingga Pengelolaan Air Limbah
Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, kini menjadi sorotan utama dalam agenda kerja sama internasional Australia. Konsulat Jenderal Australia untuk Makassar, Todd Dias, dalam kunjungan kerjanya menyoroti beragam inisiatif kolaborasi yang mencakup sektor pendidikan, infrastruktur pengelolaan air limbah, serta penguatan hubungan historis antara Australia dan kota Balikpapan.
Fokus utama dalam sektor pendidikan adalah peningkatan akses bagi warga Balikpapan untuk melanjutkan pendidikan tinggi di Australia. Program beasiswa yang mencakup jenjang S1, S2, dan S3, serta berbagai kursus singkat, menjadi prioritas. Saat ini, terdapat sekitar 150 alumni Australia yang berdomisili di Kalimantan Timur, dengan setengahnya berada di Balikpapan dan Samarinda. Dias menyampaikan keinginannya untuk memperluas kesempatan beasiswa bagi warga lokal Balikpapan, khususnya untuk program S2, S3, dan kursus singkat.
Rencana pembangunan kampus cabang Central Queensland University (CQU) di Balikpapan menjadi langkah ambisius berikutnya. Kampus ini akan menjadi institusi pendidikan tinggi Australia keempat di Indonesia, setelah Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Fokus utama universitas ini adalah jurusan teknik, yang relevan dengan kebutuhan sektor pertambangan dan industri di Balikpapan. Menurut Dias, CQUniversity memiliki reputasi dalam membangun kampus di kota-kota non-ibu kota dengan spesialisasi di bidang teknis. Proses perizinan kampus masih berlangsung, dan Balikpapan dipilih karena potensinya yang besar. Tenaga pengajar pada tahap awal akan berasal dari Australia, dengan rencana transfer pengetahuan kepada tenaga lokal secara bertahap.
Lokasi kampus belum ditentukan, namun dipastikan akan berada di Balikpapan, menandai hadirnya kampus internasional pertama di Kalimantan. Selain sektor pendidikan, Australia juga memberikan dukungan signifikan dalam pengelolaan air limbah di Balikpapan melalui program Kemitraan Indonesia-Australia untuk Infrastruktur (Indo-Aus Partnership for Infrastructure – KIAT). Program ini mencakup bantuan studi kelayakan (feasibility study – FS) dan desain rekayasa rinci (detailed engineering design – DED) untuk tiga lokasi pengolahan air limbah, yaitu Sepinggan, Somber, dan Manggar.
Dias menjelaskan bahwa proses kajian awal telah berjalan selama dua tahun dan saat ini memasuki tahap desain. Diharapkan implementasi pembangunan dapat dimulai tahun depan setelah proses lelang selesai. Australia turut membantu mengoptimalkan kapasitas pengolahan air limbah yang sudah ada dan memperluas fasilitas melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Meskipun nilai investasi belum ditentukan karena DED masih dalam tahap penyusunan, keahlian perusahaan Australia di bidang ini diharapkan dapat menarik minat investor. Kerja sama ini juga melanjutkan hibah dari AusAid yang telah berjalan sejak 2013 untuk pengelolaan air limbah dan air bersih di Balikpapan.
Kerja sama ini membawa dampak positif bagi Balikpapan, termasuk peningkatan akses pendidikan tinggi, peningkatan kualitas infrastruktur, dan penguatan kapasitas sumber daya manusia. Kehadiran kampus Central Queensland University berpotensi menjadikan Balikpapan sebagai pusat pendidikan teknis di Kalimantan, sementara proyek air limbah mendukung pembangunan kota yang berkelanjutan, terutama di tengah perkembangan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang berdekatan.
Dari perspektif Australia, kerja sama ini mempererat hubungan bilateral dengan Indonesia, khususnya di luar Pulau Jawa. Dias menekankan pentingnya hubungan dengan seluruh provinsi di jurisdiksinya, termasuk Kalimantan Timur. Ia juga menyoroti sejarah panjang antara Australia dan Indonesia, terutama terkait Perang Dunia II, di mana banyak tentara Australia gugur di Balikpapan.