Diduga Akibat Makanan Bergizi Gratis Basi, Puluhan Siswa SD di Bombana Alami Mual dan Muntah

Insiden keracunan makanan kembali mencoreng dunia pendidikan. Kali ini, puluhan siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 33 Kasipute, yang terletak di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, mengalami gejala mual dan muntah setelah mengonsumsi program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang disajikan pada hari Rabu, 23 April 2025.

Kejadian ini mencuat ke publik setelah sebuah video berdurasi 1 menit 14 detik yang merekam kondisi para siswa yang lemas dan mual viral di media sosial. Pihak berwajib, dalam hal ini Polres Bombana, segera bergerak cepat untuk melakukan investigasi mendalam terkait kasus ini. Kapolres Bombana, AKBP Wisnu Hadi, menyatakan bahwa pihaknya masih berupaya mengumpulkan bukti-bukti dan keterangan saksi untuk menentukan apakah terdapat unsur pidana dalam insiden ini.

"Kami masih melakukan pendalaman. Saat ini belum ada laporan resmi yang masuk, dan kami juga belum menemukan indikasi adanya unsur pidana," ujar AKBP Wisnu Hadi melalui sambungan telepon, Kamis (24/4/2025).

Menindaklanjuti laporan yang diterima, Kapolres langsung turun ke lokasi kejadian untuk mengambil sampel makanan dari program MBG yang diduga telah basi. Sampel tersebut kemudian dibawa ke laboratorium kesehatan untuk dilakukan pengujian lebih lanjut. Selain itu, pihak kepolisian juga berencana memanggil sejumlah saksi dari pihak penyedia program MBG yang beroperasi di wilayah Kecamatan Rumbia, Kabupaten Bombana.

"Kami akan memanggil pihak-pihak terkait, terutama penyedia makanan, untuk dimintai klarifikasi. Tujuan kami adalah untuk mencari tahu penyebab pasti mengapa sebagian kecil makanan yang disajikan diduga telah basi," imbuh Wisnu.

Menurut informasi yang dihimpun, dari total 1.026 paket MBG yang didistribusikan ke tiga sekolah dasar, terdapat 53 paket yang diduga telah mengalami kerusakan atau basi. Sebagian besar paket makanan yang bermasalah tersebut ditemukan di SDN 33 Kasipute.

Sementara itu, Melda Dwi Febriani, seorang ahli gizi dari SPPG program MBG Kabupaten Bombana, memberikan penjelasan alternatif terkait penyebab mual yang dialami oleh para siswa. Menurutnya, gejala tersebut kemungkinan disebabkan oleh aroma yang terlalu kuat dari proses marinasi daging ayam yang menjadi menu utama pada hari itu.

"Aroma tajam dari bumbu penyedap yang digunakan dalam proses marinasi daging ayam diduga kuat menjadi pemicu mual pada siswa," jelas Melda dalam rilis tertulisnya.

Melda juga mengakui adanya potensi kesalahan teknis dalam tahap penyimpanan bahan makanan. Ia menjelaskan bahwa pada awalnya, bahan makanan disimpan di dalam freezer, kemudian diungkep dalam waktu yang lama. Pada hari ketiga, metode penyimpanan diubah dengan memindahkannya ke chiller agar tidak membeku. Proses perubahan penyimpanan inilah yang diduga menjadi sumber masalah.

Lebih lanjut, Melda menegaskan bahwa makanan yang diduga bermasalah tersebut sebenarnya tidak dikonsumsi oleh para siswa yang terdampak. Mereka menolak untuk memakannya karena aroma yang terlalu menyengat. "Kami sudah berkoordinasi dengan pihak Polsek, Dandim, BIN, dan Dinkes. Anak-anak kelas satu sampai tiga tidak memakan ayamnya karena baunya yang tidak sedap. Jadi, masalahnya bukan pada rasa makanan, melainkan pada aromanya yang terlalu kuat," tegas Melda.

Melda juga menambahkan bahwa insiden ini hanya terjadi di SDN 33 Kasipute dan tidak ditemukan kasus serupa di sekolah lain yang juga menerima program MBG. "Di sekolah lain, semua makanan habis dikonsumsi dan tidak ada masalah. Kejadian ini menjadi perhatian serius bagi kami dan akan menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan di masa mendatang," pungkasnya.