Tekanan Global Bayangi IHSG: Investor Asing Catatkan Aksi Jual Signifikan
Sentimen Global Pengaruhi Pergerakan IHSG, Aksi Jual Asing Meningkat
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan tren penguatan dalam beberapa pekan terakhir. Namun, di tengah tren positif ini, pasar modal Indonesia menghadapi tantangan berupa aksi jual bersih (net sell) yang terus dilakukan oleh investor asing, mencapai angka yang signifikan.
Pada penutupan perdagangan Kamis (24/4/2025), IHSG terkoreksi sebesar 0,32% atau 20,89 poin, berada di level 6.613. Data perdagangan menunjukkan bahwa net sell asing mencapai Rp 514,65 miliar di seluruh pasar. Secara akumulatif, IHSG mencatatkan penguatan sebesar 3,76% dalam sepekan dan 7,25% dalam sebulan terakhir. Akan tetapi, sepanjang tahun 2025 (year-to-date), total net sell asing telah mencapai Rp 50,90 triliun.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta Utama, menjelaskan bahwa aksi jual asing ini dipengaruhi oleh ketidakpastian ekonomi global. Kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjadi salah satu faktor pemicu investor global untuk mengurangi risiko di pasar saham dunia.
"Investor global meningkatkan risk attack di pasar saham dunia" kata Nafan.
Namun, Nafan juga berpendapat bahwa tren net sell ini tidak akan berlangsung lama. Indikasi fleksibilitas dari Trump terkait kebijakan tarif resiprokal dan harapan akan negosiasi yang konstruktif antara AS dan negara-negara lain memberikan harapan bagi pemulihan sentimen pasar.
Dari sisi domestik, kebijakan Bank Indonesia (BI) untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75% dinilai positif dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Selain itu, penundaan implementasi short selling oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menjadi katalis positif bagi pasar saham dalam negeri.
"Diharapkan para pelaku pasar domestik dan investor asing melakukan net foreign buy (aksi beli bersih asing). Suatu saat bisa menciptakan suatu kondisi net foreign buy akan tercipta," jelas Nafan.
Analis Sucor Sekuritas, Reyhan Pratama, menambahkan bahwa aksi jual yang dilakukan investor asing juga merupakan bagian dari strategi profit taking, di mana investor menjual saham untuk merealisasikan keuntungan. Reyhan juga menambahkan bahwa IHSG telah menguat sejak awal April 2025 dan saat ini berada di area resisten, yaitu antara 6.647 dan 6.707. Level ini menunjukkan bahwa harga saham berpotensi mengalami kenaikan lebih lanjut.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka menguat 0,83% atau 55,17 poin, mencapai posisi 6.668. IHSG sempat mencapai level tertinggi di 6.670 dan level terendah di 6.640. Volume transaksi tercatat sebesar 1,8 miliar saham dengan nilai Rp 834 miliar. Terdapat 293 saham yang menguat, 105 saham yang melemah, dan 198 saham stagnan pada pembukaan perdagangan.