Trump Mengecam Serangan Mematikan Rusia di Kyiv, Mendesak Putin untuk Menghentikan Kekerasan

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, secara terbuka menyampaikan kecaman keras terhadap serangan terbaru yang dilancarkan Rusia di Kyiv, Ukraina, yang menyebabkan sedikitnya 12 orang kehilangan nyawa. Serangan tersebut, yang juga mengakibatkan sekitar 90 orang terluka, memicu reaksi keras dari Trump, yang secara langsung menyerukan kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk menghentikan agresi tersebut.

Trump mengungkapkan kemarahannya melalui platform media sosial Truth Social, dengan pesan singkat namun tegas: "Vladimir, STOP!" Ia menggambarkan serangan itu sebagai tindakan yang "tidak perlu" dan "sangat tidak tepat waktunya", terutama mengingat upayanya yang sedang berlangsung untuk mendorong tercapainya perdamaian antara kedua negara.

Serangan Rusia tersebut, yang disebut-sebut sebagai yang terbesar yang menghantam ibu kota Ukraina tahun ini, telah menyebabkan kerusakan signifikan pada bangunan-bangunan dan memicu kebakaran di berbagai area. Tim penyelamat terus berupaya mengevakuasi korban dari reruntuhan selama berjam-jam setelah serangan terjadi.

Insiden ini terjadi pada saat yang sangat sensitif dalam konflik Rusia-Ukraina, yang dimulai dengan invasi skala penuh Moskow pada awal tahun 2022. Kedua belah pihak berusaha menunjukkan kepada Trump bahwa mereka membuat kemajuan dalam mencapai kesepakatan damai yang cepat.

Trump secara khusus menyoroti jumlah korban yang besar, mengklaim bahwa "sebanyak 5.000 tentara tewas dalam seminggu." Ia mendesak agar kesepakatan damai segera direalisasikan. Gedung Putih mengisyaratkan bahwa upaya perdamaian dapat dihentikan jika tidak ada kemajuan yang signifikan dalam waktu dekat. Trump juga mengkritik Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, atas komentarnya yang menegaskan bahwa Kyiv tidak akan mengakui pendudukan Rusia atas Crimea.

Ketika ditanya apakah ia yakin Putin akan mengindahkan seruannya untuk menghentikan serangan rudal ke Ukraina, Trump menyatakan keyakinannya dengan mengatakan "Iya."

Trump juga menyebutkan bahwa ia memiliki "tenggat waktu sendiri" untuk mencapai penyelesaian damai antara Rusia dan Ukraina, meskipun ia tidak memberikan rincian spesifik mengenai tenggat waktu tersebut.

Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa mereka melancarkan serangan besar-besaran terhadap kompleks industri militer Ukraina, menggunakan senjata presisi tinggi jarak jauh berbasis udara, darat, dan laut, serta drone.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha, melalui media sosial X, menyatakan bahwa "serangan-serangan brutal" tersebut menunjukkan bahwa Rusia, bukan Ukraina, yang menjadi penghalang bagi perdamaian.

Angkatan Udara Ukraina melaporkan bahwa militer Rusia telah meluncurkan 145 drone dan 70 rudal, termasuk 11 rudal balistik, dalam serangan semalam. Unit-unit Angkatan Udara Ukraina mengklaim telah menembak jatuh 112 target di udara selama serangan berlangsung.

  • Korban Tewas
  • Korban Luka
  • Kerusakan Bangunan
  • Kebakaran