Pembongkaran Hibisc Fantasy di Puncak: Antusiasme Warga dan Sorotan Media Sosial

Pembongkaran Hibisc Fantasy di Puncak: Antusiasme Warga dan Sorotan Media Sosial

Proses pembongkaran objek wisata Hibisc Fantasy di kawasan Puncak, Bogor, yang dimulai Kamis (6/3) lalu, menyita perhatian publik. Instruksi langsung dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, untuk meratakan 35 bangunan di lokasi tersebut karena permasalahan perizinan, telah memicu reaksi beragam, tak terkecuali antusiasme warga yang menyaksikan langsung proses tersebut. Kehadiran alat berat yang meruntuhkan satu per satu bangunan Hibisc Fantasy telah menjadi tontonan menarik bagi banyak orang.

Kehadiran warga bukan hanya sekadar menonton. Mereka berbondong-bondong datang, sebagian bahkan menyiarkan secara langsung (live streaming) proses pembongkaran melalui platform media sosial, terutama TikTok. Video-video yang beredar menampilkan kerumunan warga yang menyaksikan peristiwa tersebut dengan suasana yang cukup ramai. Sorak-sorai, tepuk tangan, dan gumaman terdengar di latar belakang video-video tersebut, seakan menjadi iringan dari proses penggusuran bangunan-bangunan yang berdiri di atas lahan yang bermasalah. Fenomena ini pun menarik perhatian pengguna media sosial lain, yang ikut menyaksikan peristiwa tersebut secara virtual.

Tim media ini mengamati, warga yang hadir terdiri dari berbagai kalangan dan usia. Banyak yang datang bersama keluarga dan teman-teman, bahkan ada yang membawa anak-anak. Mereka mendokumentasikan proses pembongkaran dengan smartphone mereka, seolah menjadikan peristiwa tersebut sebagai sebuah konten media sosial yang menarik. Gerakan alat berat, keruntuhan bangunan, serta reaksi warga sendiri menjadi fokus pengambilan gambar. Aktivitas ini bahkan menyebar ke berbagai akun media sosial lainnya, menunjukkan betapa luasnya jangkauan perhatian publik terhadap peristiwa pembongkaran Hibisc Fantasy.

Namun, kehadiran warga dalam jumlah yang signifikan juga menimbulkan tantangan tersendiri. Petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) terlihat berupaya menjaga ketertiban dan keamanan, mencegah warga masuk ke area bangunan yang belum dibongkar. Mereka membentuk barikade humanis untuk menjaga keselamatan baik warga maupun petugas yang sedang bekerja. Di beberapa titik, kerumunan warga terlihat cukup padat, hingga mengakibatkan proses pembongkaran sedikit terhambat. Bahkan, ada insiden seseorang yang naik ke atas alat berat sambil mengibarkan bendera merah putih selama proses pembongkaran berlangsung.

Kejadian tersebut menunjukkan perpaduan antara proses penegakan hukum dengan respons masyarakat yang cukup beragam. Di satu sisi, pemerintah tegas menjalankan tindakan sesuai aturan perizinan. Di sisi lain, warga menunjukkan keingintahuan dan bahkan partisipasi aktif dalam menyaksikan proses tersebut. Peristiwa ini menjadi sorotan karena menunjukkan interaksi dinamis antara penegakan hukum, media sosial, dan partisipasi publik dalam suatu peristiwa yang cukup menarik perhatian di kawasan Puncak.

Semoga peristiwa ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, baik dalam hal kepatuhan terhadap aturan perizinan maupun dalam hal menjaga ketertiban dan keamanan selama pelaksanaan suatu kegiatan publik. Terlepas dari berbagai dinamika yang terjadi, pembongkaran Hibisc Fantasy tetap berjalan dan menjadi bukti komitmen pemerintah dalam menegakkan aturan.