Satgas Antipremanisme Jawa Barat Mendapat Dukungan Luas dari Berbagai Pihak

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mendapatkan dukungan signifikan dari berbagai elemen masyarakat atas inisiatifnya membentuk Satuan Tugas (Satgas) Antipremanisme. Langkah ini dipandang sebagai upaya konkret dalam memberantas aksi premanisme yang meresahkan masyarakat dan menghambat iklim investasi di Jawa Barat.

Dukungan tersebut tidak hanya datang dari internal pemerintahan, tetapi juga dari organisasi masyarakat (ormas) besar seperti Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya, hingga anggota Komisi III DPR RI yang memiliki fokus pada bidang hukum dan keamanan. GRIB Jaya secara terbuka menyatakan dukungan penuh kepada Dedi Mulyadi dan Satgas Antipremanisme. Sekretaris Jenderal DPP GRIB Jaya, Zulfikar, bahkan menegaskan bahwa Dedi Mulyadi merupakan bagian dari keluarga besar GRIB dan mendapatkan dukungan penuh dari Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

GRIB Jaya telah menginstruksikan seluruh anggotanya di Jawa Barat untuk mendukung program-program pemerintah provinsi, khususnya pemberantasan premanisme yang dinilai telah meresahkan masyarakat dan investor. Organisasi ini juga mendorong Dedi Mulyadi untuk merangkul seluruh ormas dan LSM agar ikut serta dalam menjaga kondusivitas daerah. Dukungan serupa juga datang dari Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman, yang juga merupakan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra. Ia menilai pembentukan Satgas Antipremanisme sebagai langkah responsif dan strategis dalam menanggapi keresahan masyarakat dan dunia usaha terkait maraknya aksi premanisme.

Habiburokhman menekankan bahwa kebijakan Dedi Mulyadi ini mengakomodasi keluhan para investor dan masyarakat terkait aksi premanisme. Ia juga menyerukan kepada seluruh kader Gerindra dan pendukung Prabowo untuk memberikan dukungan penuh terhadap langkah ini sebagai bagian dari visi besar Prabowo dalam menyejahterakan rakyat. Satgas Antipremanisme yang dibentuk oleh Dedi Mulyadi bekerja sama dengan TNI-Polri telah berhasil menangkap lebih dari 20 pelaku premanisme dalam beberapa pekan terakhir. Sebagian besar dari mereka terlibat dalam aksi pemalakan terhadap pedagang dan pengusaha, terutama menjelang Hari Raya Idul Fitri.

"Premanisme terjadi di pasar, jalan, hingga kawasan industri. Kita harus menertibkannya. Semua warga harus dilindungi," tegas Dedi Mulyadi di Karawang. Dukungan GRIB Jaya terhadap Satgas ini juga diperkuat oleh sikap tegas mereka terhadap insiden pembakaran mobil polisi di Depok yang sempat menyeret nama organisasi. GRIB Jaya menegaskan bahwa pelaku utama bukanlah anggota sah dan mengecam tindakan tersebut sebagai tindakan barbar yang mencoreng nama baik ormas. Zulfikar menegaskan bahwa jika ada anggota yang melanggar hukum, mereka harus tetap diproses dan tidak akan ada pembelaan hukum dari organisasi. Satgas Antipremanisme menjadi simbol keberanian Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam menghadirkan ketertiban, sekaligus menunjukkan bahwa kolaborasi antara pemerintah, legislatif, dan ormas dapat menjadi kekuatan yang efektif dalam menjaga keamanan sosial.