DPR Optimistis Strategi Ekonomi Prabowo Mampu Redam Dampak Negatif Proyeksi IMF
Meskipun Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi adanya penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, seorang anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) menyatakan keyakinannya terhadap efektivitas strategi ekonomi yang diusung oleh Presiden Prabowo Subianto.
Fathi, anggota Komisi XI DPR RI, menegaskan bahwa pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo memiliki komitmen yang kuat untuk menghadirkan berbagai stimulus yang berorientasi pada kepentingan rakyat dalam menghadapi gejolak ekonomi global. Ia meyakini bahwa strategi ini akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang solid dan inklusif.
Menurut Fathi, Presiden Prabowo memiliki pendekatan yang tepat untuk mengatasi tantangan ekonomi global saat ini. Ia berpendapat bahwa berbagai kebijakan fiskal dan moneter yang diterapkan akan memainkan peran kunci dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. Kebijakan-kebijakan tersebut mencakup:
- Melanjutkan proyek-proyek strategis nasional.
- Memperkuat sektor manufaktur.
- Meningkatkan ekspor non-migas.
Fathi menekankan perlunya kolaborasi antar lembaga, percepatan penyerapan anggaran, serta dukungan terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan sektor-sektor produktif lainnya agar tetap tumbuh. Dalam situasi global yang penuh tekanan, kekuatan domestik harus menjadi andalan utama.
Lebih lanjut, Fathi mengapresiasi langkah pemerintah Indonesia dalam memperluas pasar ekspor ke kawasan ASEAN, BRICS, dan Eropa. Menurutnya, ini merupakan respons adaptif terhadap kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan oleh Amerika Serikat (AS) terhadap Indonesia.
"Kepercayaan dan optimisme harus kita jaga, namun tetap dibarengi dengan kewaspadaan dan strategi ekonomi yang konkret. DPR siap mengawal kebijakan yang berpihak pada rakyat dan pertumbuhan berkelanjutan," ujar Fathi.
Sebelumnya, IMF dalam laporan World Economic Outlook edisi April 2025 memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,7 persen pada tahun 2025 dan 2026. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 0,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya menyatakan optimisme bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih dapat mencapai 5 persen pada tahun 2025 meskipun ada ketidakpastian global yang tinggi. Ia menjelaskan bahwa koreksi yang diberikan oleh IMF lebih rendah dibandingkan koreksi terhadap negara-negara lain yang memiliki intensitas perdagangan internasional yang lebih besar dari Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2025 dinilai masih cukup positif di tengah dinamika global. Selain itu, keberlanjutan proyek-proyek strategis nasional dan meningkatnya konstruksi properti swasta diharapkan dapat meningkatkan kinerja investasi.