Perusahaan China Akali Tarif AS dengan Memalsukan Label 'Made in Korea'

Sejumlah perusahaan asal China diduga kuat melakukan praktik curang untuk menghindari tarif tinggi yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap produk-produk impor dari China. Modus yang digunakan adalah dengan memalsukan label asal produk menjadi 'Made in Korea' atau buatan Korea Selatan. Hal ini dilakukan untuk memanfaatkan tarif yang lebih rendah yang dikenakan AS terhadap produk asal Korea Selatan.

Laporan dari Bea Cukai Korea Selatan menunjukkan peningkatan signifikan dalam ekspor produk berlabel 'Made in Korea' yang berasal dari China. Pada kuartal pertama tahun 2025, nilai ekspor produk-produk tersebut mencapai 29,5 miliar won (sekitar 20,7 juta dolar AS), dengan 97% di antaranya ditujukan ke pasar Amerika Serikat. Angka ini mengkhawatirkan karena telah mencapai 85% dari total nilai ekspor serupa sepanjang tahun 2024, yang mencapai 34,8 miliar won.

Praktik ini diyakini sebagai upaya perusahaan China untuk menghindari tarif resiprokal yang diberlakukan oleh AS, yang mencapai 145% untuk barang-barang asal China sejak April 2025. Sementara itu, tarif yang dikenakan pada barang-barang asal Korea Selatan jauh lebih rendah, hanya sekitar 10%, sehingga menjadi celah yang dimanfaatkan oleh para pengusaha nakal.

Modus operandi yang umum digunakan adalah dengan mendirikan perusahaan di Korea Selatan sebagai tempat transit dan penyimpanan produk-produk dari China. Perusahaan-perusahaan ini kemudian mengekspor barang-barang tersebut ke AS dengan label 'Made in Korea'.

Beberapa contoh kasus yang terungkap meliputi:

  • Kasur buatan China yang dikenakan bea anti-dumping oleh AS disimpan di gudang perusahaan di Korea Selatan dan diekspor sebagai produk Korea.
  • Bahan elektroda untuk baterai isi ulang diimpor dari China ke Korea Selatan, dikemas ulang, dan diberi label sebagai produk Korea.
  • Komponen kamera pengintai diimpor ke Korea Selatan, dirakit, dan diekspor sebagai produk Korea.

Merespons situasi ini, Bea Cukai Korea Selatan telah membentuk tim khusus untuk menindak praktik pemalsuan label tersebut. Mereka khawatir tindakan ini dapat merusak reputasi Korea Selatan dan merugikan industri dalam negeri.