Riau Siaga Karhutla: Menteri Kehutanan Dorong Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Jambore 2025
Kabupaten Siak, Riau, menjadi pusat perhatian dalam upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dengan digelarnya Jambore Karhutla 2025. Menteri Kehutanan RI, Raja Juli Antoni, turut hadir dan memberikan apresiasi atas inisiatif ini sebagai langkah proaktif menghadapi potensi karhutla di masa mendatang.
"Atas nama Kementerian Kehutanan, saya menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Bapak Gubernur Riau, Bapak Kapolda Riau, serta seluruh jajaran Forkopimda," ujar Raja Juli dalam sambutannya usai menghadiri peresmian Jambore Karhutla 2025 di Tahura Sultan Syarif Hasyim, Minas Jaya, Kabupaten Siak.
Menteri Raja Juli Antoni menekankan bahwa karhutla masih menjadi tantangan serius bagi Provinsi Riau. Oleh karena itu, kolaborasi lintas sektor dan partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci utama dalam menanggulangi masalah ini. Jambore Karhutla, menurutnya, merupakan momentum penting untuk memperkuat sinergi dan meningkatkan kesadaran akan bahaya karhutla.
"Jambore Karhutla ini adalah simbol bahwa kebakaran hutan dan lahan masih menjadi persoalan yang harus kita hadapi bersama. Kita perlu bersatu, bekerja sama, dan menjaga solidaritas untuk mencegah terjadinya karhutla di Provinsi Riau," tegasnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa musim kemarau panjang akan melanda Indonesia pada bulan Juni hingga Agustus 2025. Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya karhutla, sehingga upaya pencegahan dan kesiapsiagaan menjadi sangat penting.
Namun, Menteri Raja Juli Antoni menyampaikan kabar baik bahwa tren karhutla di Indonesia menunjukkan penurunan. Penurunan ini dipengaruhi oleh tiga faktor utama:
- Kolaborasi dan koordinasi yang efektif: Sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI-Polri, BMKG, Kementerian Kehutanan, dan seluruh pemangku kepentingan menjadi kunci utama dalam pencegahan karhutla.
- Penegakan hukum yang tegas: Aparat Penegak Hukum (APH) harus bertindak tegas terhadap pelaku pembakaran hutan dan lahan, baik di areal HGU, HPI, maupun di kawasan hutan lainnya.
- Partisipasi aktif masyarakat: Keterlibatan masyarakat, terutama generasi muda seperti anggota Pramuka, sangat penting dalam upaya pencegahan dan pengendalian karhutla.
"Tanpa partisipasi aktif dari masyarakat, khususnya generasi muda, ancaman karhutla akan selalu menghantui kita," kata Menteri Raja Juli Antoni.
Jambore Karhutla 2025, yang diinisiasi oleh Polda Riau dan Pemerintah Provinsi Riau, diharapkan menjadi titik awal dalam upaya pencegahan kebakaran hutan dan kabut asap. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari dan melibatkan 530 peserta pramuka dari tingkat SMA hingga mahasiswa. Para peserta akan mengikuti berbagai kegiatan, termasuk talk show dan simulasi pemadaman kebakaran hutan.
Diharapkan, melalui Jambore Karhutla ini, generasi muda dapat menjadi agen perubahan dalam pelestarian lingkungan hidup dan turut serta aktif dalam mencegah terjadinya karhutla.