Gelombang Protes Pengemudi Ojol Ancam Grab: Aksi Nasional Diprediksi pada Mei

Aksi unjuk rasa yang dilakukan ratusan pengemudi ojek online (ojol) di depan kantor PT Grab Teknologi Indonesia pada Jumat (25/4/2025) lalu, menjadi sinyal ancaman aksi lanjutan yang lebih besar. Para pengemudi yang tergabung dalam berbagai komunitas, mengecam layanan Grab Hemat yang dianggap membebani dan mengurangi pendapatan mereka.

Edi Uchem, Koordinator Driver Grab Depok, menyatakan bahwa permasalahan utama adalah kewajiban membayar biaya langganan untuk mengakses order dari layanan GrabBike Hemat. Biaya ini, menurutnya, menambah beban operasional yang sudah tinggi.

Para pengemudi memilih untuk melakukan aksi demonstrasi terbuka daripada audiensi tertutup, dengan tujuan menyuarakan tuntutan mereka secara langsung kepada publik. Lebih lanjut, perwakilan pengunjuk rasa mengumumkan rencana aksi dengan skala nasional yang akan digelar di Kementerian Perhubungan pada tanggal 20 Mei mendatang.

Forum Komunitas Driver Online Indonesia (FKDOI) dan Koalisi Ojol Nasional (KON) sebelumnya juga telah menyatakan kesiapan untuk menggelar aksi serupa sebagai bentuk protes terhadap layanan Grab Hemat. Rahman, Ketua FKDOI, menjelaskan bahwa pihaknya tengah berkolaborasi dengan KON untuk mengkaji kemungkinan aksi bersama.

Layanan Grab Hemat menerapkan skema berbayar dengan nominal yang bervariasi, berdasarkan jumlah perjalanan (trip) yang diselesaikan oleh pengemudi. Potongan harga tersebut mencapai:

  • 1-2 trip: Potongan Rp 3.000
  • 3-4 trip: Potongan Rp 8.500
  • 5-6 trip: Potongan Rp 13.600
  • 7-9 trip: Potongan Rp 18.000
  • 10 trip ke atas: Potongan hingga Rp 20.000

Komunitas pengemudi Grab menilai bahwa potongan ini dihitung berdasarkan akumulasi jumlah order harian, di luar potongan 15 persen (biaya sewa aplikasi) dan 5 persen (biaya penunjang kesejahteraan) yang telah ditetapkan oleh Kemenhub dalam KP1001 tahun 2022.