Makam Paus Fransiskus Dibuka untuk Publik Mulai Minggu Pagi di Basilika Santa Maria Maggiore

Vatikan mengumumkan bahwa publik dapat memberikan penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus mulai Minggu pagi (27/4) di Basilika Santa Maria Maggiore, Roma, Italia. Pengumuman ini menyusul prosesi pemakaman yang khidmat pada Sabtu (26/4) di Vatikan, yang diawali dengan misa akbar di Alun-alun Santo Petrus.

Menurut juru bicara Vatikan, Matteo Bruni, akses publik ke makam Paus Fransiskus akan dibuka segera setelah upacara pemakaman pada hari Sabtu selesai. Umat Katolik dan masyarakat umum diundang untuk mengunjungi tempat peristirahatan terakhir pemimpin spiritual mereka "paling cepat Minggu pagi".

Upacara pemakaman Paus Fransiskus dirancang dengan mengikuti serangkaian ritual dan tradisi yang telah dihormati selama berabad-abad. Misa pemakaman dimulai pukul 10.00 waktu setempat, berlangsung sekitar 90 menit, dan dihadiri oleh 224 kardinal serta 750 pastor dan uskup. Vatikan mengantisipasi kehadiran sekitar 250.000 orang di Alun-Alun Santo Petrus dan perkiraan satu juta orang lainnya yang berbaris di sepanjang rute prosesi sejauh enam kilometer dari Vatican City menuju Basilika Santa Maria Maggiore.

Jutaan umat Katolik di seluruh dunia menyaksikan upacara pemakaman Paus Fransiskus melalui siaran televisi. Misa pemakaman menampilkan pembacaan Alkitab dalam bahasa Inggris, diikuti dengan "Doa Umat Beriman" yang disampaikan dalam berbagai bahasa, termasuk Prancis, Arab, Portugis, Polandia, Jerman, dan Mandarin. Penggunaan bahasa Mandarin untuk pertama kalinya mencerminkan upaya Paus Fransiskus untuk menjangkau umat di seluruh dunia.

Sesuai dengan tradisi, misa mencakup homili dan komuni, dan diakhiri dengan pujian terakhir dan salam perpisahan. Paus Fransiskus telah menyetujui liturgi ini sejak Juni 2024, menunjukkan perhatiannya terhadap detail dan keinginan untuk memastikan upacara yang bermakna.

Meskipun mengikuti tradisi yang ada, beberapa elemen pemakaman disederhanakan sesuai dengan keinginan Paus Fransiskus semasa hidup. Beliau menekankan pentingnya "menyederhanakan dan menyesuaikan" prosesi, dengan tujuan agar pemakaman tersebut mencerminkan "pemakaman seorang pastor dan murid Kristus, dan bukan pemakaman seseorang yang berkuasa di dunia ini".

Setelah misa pemakaman, peti jenazah Paus Fransiskus dibawa ke Basilika Santo Petrus untuk terakhir kalinya. Kemudian, peti jenazah dibawa ke gereja kesayangannya, Basilika Santa Maria Maggiore di Roma, yang akan menjadi tempat peristirahatan terakhirnya. Iring-iringan peti jenazah melewati jalanan kota Roma, melintasi area wisata seperti Piazza Venezia dan Colosseum kuno, dalam prosesi terakhirnya. Jarak antara Vatican City dengan Basilika Santa Maria Maggiore mencapai enam kilometer.

Sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada komitmen Paus Fransiskus terhadap kemiskinan, perdamaian, dan alam, "orang-orang miskin dan membutuhkan" menyambut dan mengantarkannya ke peristirahatan terakhir. Mereka menjadi anggota masyarakat terakhir yang melihat peti jenazah Paus Fransiskus sebelum dimakamkan. Pemakaman di Basilika Santa Maria Maggiore, yang dipimpin oleh Kardinal Kevin Farrell selaku camerlengo Vatikan, berlangsung secara tertutup untuk publik.

Wasiat Paus Fransiskus mengungkapkan keinginannya agar makamnya sederhana, tanpa hiasan khusus, dan hanya dihiasi dengan batu nisan bertuliskan satu kata: "Fransiskus". Kesederhanaan ini mencerminkan kerendahan hati dan dedikasinya kepada orang-orang yang membutuhkan, yang merupakan ciri khas kepausannya.