Perang Dagang AS-China: Klaim Kontradiktif dan Upaya Reduksi Ketegangan

Ketidakpastian Lingkupi Negosiasi Dagang AS-China: Sinyal Campur Aduk Picu Kebimbangan Global

Hubungan dagang antara Amerika Serikat dan China kembali menjadi sorotan utama setelah serangkaian pernyataan yang saling bertentangan muncul dari kedua negara. Di tengah kekhawatiran global akan dampak perang dagang yang berkepanjangan, sinyal yang membingungkan ini menambah ketidakpastian terhadap prospek ekonomi dunia.

Presiden AS, Donald Trump, mengklaim bahwa pembicaraan tarif dengan China masih berlangsung aktif dan bahwa Presiden Xi Jinping telah menghubunginya secara langsung. Namun, klaim ini segera dibantah oleh Kementerian Luar Negeri China, yang menyatakan bahwa tidak ada konsultasi atau negosiasi yang tengah berlangsung terkait tarif. Pernyataan ini dilontarkan melalui akun resmi Kedutaan Besar China di AS, menegaskan bahwa pihak AS harus berhenti menciptakan kebingungan.

Trump, dalam perjalanannya menuju Roma, menyatakan bahwa membuka pasar China untuk produk-produk AS akan menjadi kemenangan besar, dan tarif bisa menjadi alat untuk mencapai tujuan tersebut. Ia bahkan menyebutkan potensi kerjasama dengan China, namun meragukan keinginan China untuk membuka pasarnya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, menegaskan bahwa Beijing mematuhi aturan internasional terkait tarif yang diberlakukan oleh AS. Ia juga mengkritik negara-negara yang mengutamakan kepentingan sendiri, terlibat dalam tekanan dan transaksi koersif, serta memprovokasi perang dagang tanpa alasan yang jelas. Wang menyampaikan pernyataan ini dalam pertemuan regional di Kazakhstan.

Upaya Meredakan Ketegangan di Tengah Ketidakpastian

Terlepas dari pernyataan yang saling bertolak belakang, terdapat beberapa indikasi adanya upaya untuk meredakan ketegangan antara kedua negara. China dilaporkan telah membebaskan sejumlah impor AS dari tarif tinggi, termasuk obat-obatan farmasi. Langkah ini dianggap sebagai respons atas tarif yang diberlakukan AS terhadap barang-barang China. Selain itu, daftar yang berisi 131 kategori produk, termasuk vaksin, bahan kimia, dan mesin jet, sedang dipertimbangkan untuk pembebasan tarif.

Pemerintahan Trump juga memberikan sinyal ingin menurunkan tensi. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyatakan bahwa kedua negara sepakat bahwa situasi saat ini tidak dapat dipertahankan. Trump juga mengklaim hampir mencapai kesepakatan perdagangan dengan Jepang, yang dianggap sebagai "uji coba" untuk perjanjian bilateral lainnya.

Trump bahkan mengklaim telah membuat 200 kesepakatan yang siap diselesaikan dalam waktu dekat, dan akan menganggapnya sebagai "kemenangan total" jika tarif tetap bertahan di kisaran 20 hingga 50 persen satu tahun ke depan. Ia berpendapat bahwa langkah tarif ini akan membantu menghidupkan kembali industri manufaktur AS yang melemah.

Dampak ke Pasar dan Kekhawatiran Global

Pasar keuangan global menunjukkan reaksi beragam terhadap dinamika negosiasi dagang AS-China. Saham AS menguat secara mingguan, meskipun secara keseluruhan mengalami penurunan sejak Trump kembali menjabat. Dolar AS juga mengalami penurunan. Sementara itu, pasar saham di Eropa dan Asia mencatatkan kenaikan, dan dolar AS bersiap mencetak kenaikan mingguan pertamanya dalam lebih dari sebulan.

Selain tarif terhadap China, Trump juga memberlakukan tarif umum sebesar 10 persen pada semua impor lainnya, serta tarif tambahan pada produk baja, aluminium, dan mobil. Sektor farmasi dan semikonduktor juga dikenai pungutan tambahan, yang diperkirakan akan mendorong harga obat di AS naik. Kebijakan tarif ini menjadi topik utama dalam pertemuan IMF di Washington.

Para menteri keuangan dari berbagai negara berusaha bertemu langsung dengan Menteri Keuangan AS untuk membahas dampak kebijakan tarif. Meskipun ada beberapa tanda kemajuan dalam pembicaraan dengan Korea Selatan dan Swiss, Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, memperingatkan bahwa perang dagang ini dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global secara signifikan.

Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:

  • Sinyal yang bertentangan: Pernyataan yang saling bertolak belakang dari AS dan China menciptakan ketidakpastian seputar negosiasi dagang.
  • Upaya de-eskalasi: Terdapat beberapa tanda upaya untuk meredakan ketegangan, seperti pembebasan tarif terhadap beberapa produk impor.
  • Dampak ke pasar: Pasar keuangan global menunjukkan reaksi beragam terhadap dinamika negosiasi dagang.
  • Kekhawatiran global: Perang dagang ini berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi global.

List Produk yang dibebaskan

  • Vaksin
  • Bahan Kimia
  • Mesin Jet
  • Obat-obatan farmasi