Warisan Properti vs. Warisan Uang Tunai: Mana yang Lebih Mudah dari Segi Administrasi?
Menerima warisan adalah momen penting, namun seringkali menimbulkan pertanyaan tentang bentuk warisan yang paling menguntungkan dan mudah diurus. Dua bentuk warisan yang umum adalah properti dan uang tunai. Muncul anggapan bahwa menerima warisan dalam bentuk uang tunai lebih praktis dibandingkan properti. Benarkah demikian? Mari kita telaah lebih lanjut.
Uang Tunai: Kelebihan Likuiditas dan Kemudahan Pengalihan
Uang tunai, deposito, atau logam mulia adalah aset likuid yang mudah dicairkan. Proses pengalihan kepemilikan aset likuid kepada ahli waris umumnya lebih sederhana dan ekonomis. Ahli waris cukup mengurus akta waris untuk mengklaim haknya atas aset tersebut. Proses ini relatif cepat dan tidak melibatkan biaya tambahan yang signifikan.
Properti: Aset Tetap dengan Biaya dan Persyaratan Tambahan
Berbeda dengan uang tunai, properti merupakan aset tetap yang pengalihan kepemilikannya melibatkan serangkaian persyaratan dan biaya. Selain akta waris, ahli waris juga harus menanggung biaya pajak warisan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Nilai pajak ini bervariasi tergantung pada nilai properti yang diwariskan. Semakin tinggi nilai properti, semakin besar pula pajak yang harus dibayarkan.
Selain pajak dan BPHTB, ahli waris juga perlu mengurus proses balik nama sertifikat properti. Proses ini membutuhkan waktu dan biaya tersendiri. Kompleksitas semakin bertambah jika properti tersebut melibatkan beberapa ahli waris. Persetujuan dari seluruh ahli waris diperlukan jika properti tersebut ingin dijual. Ketidaksepakatan dari salah satu ahli waris dapat menghambat proses penjualan.
Tak jarang, properti yang diwariskan juga memiliki tunggakan pajak, seperti Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Tanggungan ini secara otomatis beralih kepada ahli waris. Oleh karena itu, penting untuk memeriksa riwayat properti secara seksama sebelum menerima warisan.
Strategi Pengelolaan Warisan Properti
Lantas, bagaimana sebaiknya mengelola warisan properti? Jika Anda memiliki beberapa properti bernilai tinggi, pertimbangkan untuk menjual sebagian dan menginvestasikan hasilnya pada properti yang lebih kecil namun strategis, misalnya dekat dengan transportasi publik atau fasilitas penting lainnya. Sisa uangnya dapat dibagi kepada ahli waris atau disimpan sebagai dana darurat.
Bagi Anda yang menerima warisan properti, jangan terburu-buru menjualnya. Evaluasi potensi properti tersebut sebagai sumber pendapatan di masa depan. Jika properti tersebut masih bernilai dan menghasilkan keuntungan, pertahankanlah. Namun, jika beban tanggungan lebih besar daripada manfaatnya, menjual properti tersebut dapat menjadi solusi yang bijak.
Secara keseluruhan, bijaksana untuk memiliki aset yang likuid karena suku bunga bank saat ini cukup tinggi, jika memiliki aset likuid, ketika ada kebutuhan yang mendadak atau mendesak itu bisa dicairkan secepatnya, berbeda dengan properti yang memerlukan waktu yang lebih lama.