Indonesia dan Amerika Serikat Buka Pembicaraan Tarif, Sri Mulyani Beri Penjelasan ke Menkeu China
Indonesia dan Amerika Serikat memulai perundingan terkait tarif perdagangan. Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, menyampaikan perkembangan negosiasi ini kepada Menteri Keuangan Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Lan Fo'an, di sela-sela pertemuan musim semi IMF-Bank Dunia di Washington D.C., Amerika Serikat. Pertemuan bilateral ini menjadi sorotan di tengah dinamika geopolitik global.
Sri Mulyani menekankan komitmen Indonesia untuk memperkuat hubungan bilateral dengan Tiongkok. Undangan untuk berkunjung ke Beijing dari Menkeu Lan Fo'an diterima dengan baik, menandakan keinginan kedua negara untuk meningkatkan kerja sama ekonomi. "Kami melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Keuangan China tadi malam. Kita juga menyampaikan untuk terus mempererat hubungan. Beliau mengundang saya untuk pergi ke Beijing," ujar Sri Mulyani secara virtual.
Dalam konferensi pers, Sri Mulyani menjelaskan bahwa Amerika Serikat juga menunjukkan minat untuk mempererat hubungan dengan Indonesia. Posisi netral Indonesia di tengah meningkatnya ketegangan global menjadi modal penting dalam perundingan. Menurutnya, posisi ini memberikan Indonesia daya tawar yang signifikan.
Sri Mulyani bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto telah melakukan kunjungan ke Amerika Serikat untuk membahas tarif resiprokal. Pemerintah berupaya mencari solusi yang menguntungkan kedua belah pihak, dengan mempertimbangkan kepentingan nasional.
"Jadi dalam hal ini Indonesia baik di dalam ASEAN sebagai negara terbesar, hubungannya dengan Amerika Serikat, hubungannya dengan China, pihak-pihak yang sekarang mungkin mengalami eskalasi tensi, kita tetap dalam posisi yang cukup netral dan dihormati dan diperhitungkan. Ini merupakan daya tawar yang baik yang harus kita jaga," jelas Sri Mulyani.
Menjaga stabilitas dan kinerja ekonomi dalam negeri menjadi kunci untuk meningkatkan daya tawar Indonesia di kancah internasional. Sri Mulyani menekankan pentingnya menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global. Perekonomian yang kuat akan memberikan landasan yang kokoh bagi Indonesia untuk memainkan peran konstruktif dalam percaturan ekonomi dunia.
Berikut point penting dalam menjaga perekonomian:
- Mempererat hubungan dengan negara-negara mitra dagang
- Menjaga stabilitas ekonomi makro
- Meningkatkan daya saing produk ekspor
- Menciptakan iklim investasi yang kondusif