Energi Angin Global Melonjak: Penambahan Kapasitas Mencapai Rekor Tertinggi di Tahun 2024
markdown Industri energi angin global mencatatkan rekor penambahan kapasitas tertinggi sepanjang sejarah di tahun 2024, dengan total 117 gigawatt (GW) energi angin baru yang berhasil dioperasikan di seluruh dunia. Pencapaian ini menandai pertumbuhan signifikan dalam sektor energi terbarukan, meskipun tantangan struktural dan disparitas regional masih menjadi isu yang perlu diatasi.
Laporan tahunan dari Global Wind Energy Council (GWEC) mengungkapkan bahwa ekspansi industri angin pada tahun 2024 didorong oleh kontribusi besar dari beberapa negara dan perusahaan terkemuka. China memimpin dalam penambahan kapasitas energi angin baru, diikuti oleh Amerika Serikat, Jerman, India, dan Brasil. Secara keseluruhan, 55 negara telah menambahkan kapasitas energi angin baru ke jaringan listrik mereka, sehingga total kapasitas energi angin global mencapai 1.136 GW.
Pertumbuhan yang Tidak Merata
Meskipun total instalasi tenaga angin global menunjukkan angka yang menjanjikan, GWEC menekankan bahwa pertumbuhan ini tidak merata di seluruh dunia. Negara-negara maju yang telah lama berkecimpung di industri tenaga angin terus menjadi pendorong utama pertumbuhan. Sebaliknya, banyak negara berkembang menghadapi kesulitan dalam mengembangkan energi angin karena regulasi yang kurang mendukung atau infrastruktur yang belum memadai.
Ben Backwell, Chief Executive GWEC, menyatakan bahwa industri angin telah mencetak rekor baru dalam instalasi, meskipun menghadapi tantangan ekonomi makro yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Laporan GWEC juga menyoroti bahwa tingkat pertumbuhan industri tenaga angin bervariasi di berbagai wilayah pada tahun 2024.
Kawasan Asia-Pasifik mengalami peningkatan sebesar 7 persen dalam penambahan pembangkit listrik tenaga angin baru. Sementara itu, Afrika dan Timur Tengah mencatat pertumbuhan yang jauh lebih besar, yaitu 107 persen. Pertumbuhan pesat di Afrika dan Timur Tengah ini terutama disebabkan oleh penambahan kapasitas tenaga angin yang substansial di Mesir (794 megawatt) dan Arab Saudi (390 megawatt).
Sebaliknya, Amerika Utara, Amerika Latin, dan Eropa mengalami penurunan instalasi baru dari tahun ke tahun. Perlambatan di wilayah-wilayah ini disebabkan oleh ketidakpastian kebijakan yang berkelanjutan, penundaan dalam perizinan, dan mekanisme lelang yang kurang efektif.
Peran Penting Tenaga Angin Lepas Pantai
Tenaga angin lepas pantai, meskipun saat ini merupakan bagian yang lebih kecil dari penambahan kapasitas global, diperkirakan akan memainkan peran yang semakin penting dalam transisi energi. Pada tahun 2024, total kapasitas pembangkit listrik tenaga angin yang dibangun di laut mencapai 8 gigawatt. Selain itu, proyek-proyek tenaga angin lepas pantai dengan total kapasitas 56,3 gigawatt telah berhasil mendapatkan pendanaan atau izin melalui proses lelang.
Eropa menjadi wilayah dengan kapasitas proyek lepas pantai terbesar yang dialokasikan melalui lelang (23,2 GW), diikuti oleh China (17,4 GW). Pasar-pasar berkembang di Asia juga membuat komitmen yang signifikan, termasuk Korea Selatan (3,3 GW), Taiwan (2,7 GW), dan Jepang (1,4 GW).
GWEC memperkirakan bahwa peran tenaga angin lepas pantai akan semakin penting dalam penambahan kapasitas listrik baru secara global. Kontribusinya diprediksi akan naik dari 11,8 persen di tahun 2024 menjadi 17,5 persen di tahun 2030. GWEC memprediksi bahwa setiap tahunnya, penambahan kapasitas tenaga angin lepas pantai akan meningkat, dari 16 gigawatt di tahun 2025 menjadi 34 gigawatt pada akhir tahun 2030.
Untuk proyek tenaga angin yang dibangun di darat, jumlah total kapasitas yang diberikan melalui proses lelang dan cara pengadaan lainnya di seluruh dunia (kecuali China) menjadi dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Eropa menjadi kontributor terbesar dengan total 17 gigawatt, meningkat 24 persen dibandingkan tahun 2023. Jerman menjadi negara terdepan dalam peningkatan ini, dengan mengalokasikan 11 gigawatt kapasitas tenaga angin darat, yang merupakan kenaikan signifikan sebesar 72 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Prospek dan Tantangan ke Depan
GWEC memprediksi bahwa sektor tenaga angin akan terus berkembang dengan rata-rata pertumbuhan sekitar 8,8 persen setiap tahun hingga tahun 2030. Dalam enam tahun mendatang, total kapasitas tenaga angin yang terpasang di seluruh dunia diperkirakan akan bertambah sebanyak 981 gigawatt. Pada tahun 2030, diperkirakan setiap tahunnya akan ada penambahan kapasitas tenaga angin baru sebesar 194 gigawatt.
Namun, GWEC memperingatkan bahwa pencapaian target-target ini sangat bergantung pada kecepatan reformasi struktural. Tanpa kerjasama yang baik untuk mempermudah proses perizinan proyek energi terbarukan, memperbarui dan meningkatkan jaringan listrik, serta membuat investasi di sektor ini lebih aman dan menarik, maka meskipun pasar energi terbarukan saat ini menunjukkan kinerja yang baik, pertumbuhan tersebut mungkin tidak akan cukup cepat untuk mencapai target yang ditetapkan dalam konferensi iklim COP28, yakni meningkatkan kapasitas energi terbarukan dunia menjadi tiga kali lipat pada tahun 2030.