Banjir Bandang Bunibakti: Luapan Kali CBL dan Jebolnya Tanggul Ancam Ribuan Warga

Banjir Bandang Bunibakti: Luapan Kali CBL dan Jebolnya Tanggul Ancam Ribuan Warga

Bencana banjir bandang yang melanda Desa Bunibakti, Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat sejak Selasa, 4 Maret 2025, telah menimbulkan kerugian signifikan dan penderitaan bagi ribuan penduduk setempat. Kepala Desa Bunibakti, Sidi Sumardi, menjelaskan bahwa peristiwa ini dipicu oleh dua faktor utama: meluapnya Kali Cikarang Bekasi Laut (CBL) dan jebolnya tanggul anak Kali CBL di RT 14/RW 08. Meskipun curah hujan di daerah tersebut tergolong rendah, debit air Kali CBL meningkat drastis akibat kiriman air berlimpah dari Sungai Cikeas dan Kali Bekasi yang berhulu di wilayah Bogor. Kenaikan debit air yang tiba-tiba ini, dikombinasikan dengan jebolnya tanggul, mengakibatkan banjir yang meluas dan berdampak sangat signifikan.

Akibat bencana ini, sekitar 11.000 warga yang mendiami 36 RT dari 17 RW di Desa Bunibakti terdampak langsung. Banyak warga terpaksa mengungsi ke masjid-masjid dan pinggiran jalan raya untuk menyelamatkan diri dari genangan air yang tinggi. Tidak hanya permukiman, banjir juga merendam areal persawahan seluas 200 hektare yang baru saja ditanami bibit padi. Kerugian ekonomi yang diderita warga diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah, memperburuk situasi yang sudah sulit bagi para petani yang kehilangan hasil panennya sebelum waktunya. Kondisi ini semakin memprihatinkan mengingat Desa Bunibakti kerap dilanda banjir akibat meluapnya Kali CBL. Kepala Desa Sidi Sumardi mendesak pemerintah daerah untuk segera mengambil langkah konkret guna mencegah terulangnya bencana serupa di masa mendatang.

Solusi Jangka Panjang Diperlukan

Untuk mengatasi permasalahan banjir yang berulang ini, Pemerintah Kabupaten Bekasi perlu mempertimbangkan pembangunan infrastruktur yang lebih komprehensif. Menurut Kepala Desa Sidi Sumardi, solusi jangka panjang yang efektif adalah pembangunan turap sepanjang lima kilometer di sepanjang bantaran Kali CBL, mulai dari wilayah Desa Bunibakti hingga ke laut lepas. Turap beton yang kokoh dan tangguh diharapkan mampu menahan laju air dan mencegah luapan yang menyebabkan banjir. Selain itu, pemerintah juga perlu melakukan evaluasi terhadap kondisi tanggul-tanggul di sepanjang Kali CBL untuk memastikan kekuatan dan kestabilannya. Peningkatan sistem peringatan dini juga sangat penting untuk memberikan waktu yang cukup bagi warga untuk melakukan evakuasi dan mengurangi dampak buruk dari banjir.

Kerugian dan Dampak Sosial

Banjir di Desa Bunibakti tidak hanya mengakibatkan kerugian materiil berupa kerusakan rumah, lahan pertanian, dan harta benda warga, tetapi juga menimbulkan dampak sosial yang luas. Gangguan aktivitas perekonomian, keputusan belajar anak sekolah, dan akses layanan kesehatan terhambat akibat banjir. Trauma psikologis bagi warga yang kehilangan tempat tinggal dan harta benda juga perlu menjadi perhatian serius dari pemerintah dan lembaga terkait. Pemerintah harus menyediakan bantuan sosial yang memadai bagi para korban, termasuk pemulihan rumah, bantuan logistik, dan pemulihan psikologis. Kolaborasi yang baik antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan relawan sangat dibutuhkan dalam upaya penanganan pasca-banjir dan pencegahan banjir di masa mendatang.

Kesimpulan

Banjir bandang di Desa Bunibakti merupakan tragedi yang menyoroti pentingnya penanganan masalah bencana secara komprehensif dan berkelanjutan. Pembangunan turap di sepanjang bantaran Kali CBL, pengembangan sistem peringatan dini, dan penanganan pasca-bencana yang cepat dan efektif menjadi kunci untuk melindungi warga Desa Bunibakti dari ancaman banjir di masa mendatang. Perhatian serius dari pemerintah dan seluruh pihak terkait sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah ini secara permanen.