Amorim Bantah Tudingan Rooney, Tegaskan Ambisi Juara Liga Inggris Tetap Ada

Amorim Bantah Tudingan Rooney, Tegaskan Ambisi Juara Liga Inggris Tetap Ada

Kekalahan Manchester United (MU) dari Fulham di Piala FA telah memicu perdebatan sengit antara manajer MU, Ruben Amorim, dan legenda klub, Wayne Rooney. Rooney sebelumnya menyebut ambisi Amorim untuk memenangkan gelar Liga Inggris sebagai 'naif', mengingat posisi MU yang saat ini berada di peringkat ke-14 klasemen. Namun, Amorim dengan tegas membantah tudingan tersebut dan menegaskan bahwa memenangkan Premier League tetap menjadi target utama klub.

Setelah tersingkir dari Piala FA, harapan MU untuk meraih trofi musim ini hanya tersisa di Liga Europa. Meskipun demikian, Amorim tetap menyampaikan ambisi besarnya untuk merebut gelar juara liga domestik. Pernyataan ini langsung menuai kritik dari Rooney yang menilai realitas di lapangan tidak mendukung ambisi tersebut. Posisi MU di papan tengah klasemen, menurut Rooney, menunjukkan bahwa target tersebut tidak realistis.

Menanggapi kritikan pedas dari Rooney, Amorim memberikan tanggapan yang cukup lugas dan sedikit menyindir mantan penyerang andalan MU tersebut. "Tidak, memang itulah targetnya," tegas Amorim kepada Sky Sports. Ia mengakui bahwa memenangkan liga musim ini atau menjadi penantang terkuat musim depan mungkin tidak realistis, namun tetap menekankan bahwa target tersebut tetap menjadi tujuan utama klub.

Amorim melanjutkan dengan menyoroti kemudahan berkomentar bagi mereka yang sudah pensiun dari lapangan hijau. "Saya tahu bahwa saat ini semua orang seakan tahu segalanya. Saya tahu bahwa ini sangat mudah kok. Saya kan jadi pandit ketika saya mengakhiri karier saya. Saya tahu ini sangat mudah," ujarnya. Pernyataan ini tersirat sebagai sindiran halus terhadap Rooney yang kini berprofesi sebagai pundit sepak bola.

Namun, Amorim menegaskan kembali komitmennya dan klub untuk mengejar gelar juara Liga Inggris. "Tujuan kami adalah memenangi Premier League. Mungkin tidak bersamaan, tapi itulah tujuan kami sebagai sebuah klub, jajaran direksi, memenangi Premier League seperti yang pernah kami lakukan di masa lalu dengan seluruh kejayaan yang hebat dan para legenda dari klub ini," jelasnya. Ia mengakui kesulitan yang sedang dihadapi MU, namun tetap optimistis dan berkomitmen untuk membenahi performa tim.

Amorim mengakhiri pernyataannya dengan menekankan bahwa dirinya bukanlah sosok yang naif. "Kami ingin melakukan yang lebih baik, dan kami tahu bahwa kami sedang menjalani situasi sulit. Saya tidak naif kok. Itulah mengapa saya di sini melatih Manchester United di usia 40 tahun," pungkasnya. Pernyataan ini menunjukkan keyakinan dan tekad Amorim untuk membawa MU kembali ke jalur kemenangan dan meraih prestasi gemilang di masa depan.

Pernyataan Amorim tersebut tentu menimbulkan spekulasi dan perdebatan di kalangan penggemar dan pengamat sepak bola. Apakah ambisi Amorim tersebut realistis atau terlalu ambisius? Hanya waktu yang akan menjawabnya. Yang pasti, pernyataannya telah memicu diskusi hangat dan menyoroti tantangan besar yang dihadapi MU dalam upaya untuk kembali bersaing di puncak klasemen Liga Inggris.