Modus Baru Penipuan Online: Deepfake Presiden Prabowo Digunakan untuk Menipu Warga

Modus Baru Penipuan Online: Deepfake Presiden Prabowo Digunakan untuk Menipu Warga

Maraknya penipuan online semakin menunjukkan kreativitas pelaku kejahatan siber dalam mengeksploitasi teknologi. Baru-baru ini, muncul modus baru penipuan yang memanfaatkan teknologi deepfake untuk meniru sosok Presiden Prabowo Subianto. Para pelaku dengan lihai menciptakan video palsu yang seolah-olah Presiden Prabowo menawarkan bantuan keuangan kepada masyarakat, dengan iming-iming uang untuk berbagai keperluan, mulai dari membayar hutang, biaya sekolah, hingga renovasi rumah. Korban yang tergiur kemudian diarahkan untuk menghubungi nomor WhatsApp tertentu, di mana mereka diminta membayar biaya administrasi yang berkisar antara Rp 250.000 hingga Rp 1.000.000.

Kejahatan ini semakin mengkhawatirkan karena tingkat kecanggihannya. Aryani (56), salah satu korban, mengaku tertipu karena video deepfake tersebut sangat meyakinkan. Ia bahkan sampai menyerahkan uang sebesar Rp 200.000 kepada pelaku setelah terbujuk rayuan dalam video tersebut. "Saya butuh uang, tetapi malah diminta untuk mengirim uang. Mereka bahkan melakukan panggilan video dengan saya, seolah-olah saya berbicara langsung dengan mereka," ujar Aryani, seperti dikutip dari AFP. Hal ini menunjukkan betapa mudahnya masyarakat terjebak dalam perangkap penipuan berkedok bantuan tersebut.

Investigasi lebih lanjut oleh AFP mengungkapkan bahwa akun yang menyebarkan video deepfake tersebut ternyata telah mengunggah lusinan video serupa yang menampilkan berbagai tokoh publik lainnya, termasuk Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Semua video tersebut memiliki tujuan yang sama, yakni untuk menipu masyarakat dengan iming-iming bantuan keuangan palsu. Kepolisian pun telah berhasil menangkap seorang tersangka yang telah meraup keuntungan hingga Rp 65 juta dari aksi kejahatan ini, seperti yang diungkapkan oleh Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen Himawan Bayu Aji pada bulan Februari lalu. Pihak kepolisian juga menyatakan telah menangkap tersangka lain yang terlibat dalam penipuan serupa.

Meskipun pihak berwajib telah melakukan penangkapan, penyebaran video deepfake tersebut masih terus berlanjut. Temuan jurnalis AFP menunjukkan setidaknya 22 akun TikTok yang menyebarkan skema penipuan serupa sejak Oktober lalu, saat Prabowo menjabat. Salah satu akun dengan lebih dari 77.000 pengikut bahkan telah mengumpulkan 7,5 juta penayangan pada video deepfake Prabowo yang menawarkan bantuan keuangan. Akun lain dengan ribuan pengikut telah membagikan lebih dari 100 video serupa sejak Januari lalu. Hal ini menunjukkan betapa luasnya jangkauan penipuan ini dan betapa pentingnya kewaspadaan masyarakat.

Kasus ini menjadi peringatan bagi masyarakat untuk selalu waspada terhadap penipuan online, terutama yang memanfaatkan teknologi deepfake. Masyarakat diimbau untuk tidak mudah tergiur dengan iming-iming hadiah atau bantuan keuangan yang tidak jelas asal-usulnya. Verifikasi informasi sebelum bertindak sangat penting untuk menghindari menjadi korban penipuan serupa. Peningkatan literasi digital dan kerjasama antara masyarakat dan aparat penegak hukum sangat krusial dalam memerangi kejahatan siber yang semakin canggih ini. Pihak berwajib juga diharapkan untuk terus meningkatkan upaya pencegahan dan penindakan terhadap pelaku kejahatan siber agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

  • Daftar poin penting:
    • Penipuan online dengan memanfaatkan deepfake Presiden Prabowo.
    • Pelaku menawarkan bantuan keuangan dengan iming-iming uang.
    • Korban diminta membayar biaya administrasi.
    • Tingkat kecanggihan penipuan yang tinggi.
    • Polisi telah menangkap tersangka dan menyita uang hasil kejahatan.
    • Video deepfake masih beredar luas di media sosial, terutama TikTok.
    • Pentingnya kewaspadaan masyarakat dan literasi digital.