Penurunan Cadangan Devisa Februari 2025: Strategi Stabilisasi Rupiah dan Prospek Ke Depan

Penurunan Cadangan Devisa Februari 2025: Strategi Stabilisasi Rupiah dan Prospek Ke Depan

Data terbaru menunjukkan penurunan cadangan devisa Indonesia sebesar 1,6 miliar dolar AS pada akhir Februari 2025, menjadi 154,5 miliar dolar AS. Penurunan ini, menurut Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, terutama disebabkan oleh aliran modal asing keluar (outflow) dari pasar saham yang mencapai 1,1 miliar dolar AS. Aliran modal keluar ini berkontribusi terhadap pelemahan nilai tukar rupiah, mendorong Bank Indonesia (BI) untuk mengambil langkah-langkah stabilisasi nilai tukar. Langkah-langkah ini, meskipun berdampak pada penurunan cadangan devisa, dinilai perlu untuk menjaga stabilitas ekonomi makro.

Pardede menjelaskan bahwa meskipun terjadi penurunan, level cadangan devisa Indonesia masih tergolong tinggi dan berada di atas standar kecukupan internasional, yang umumnya diukur berdasarkan kemampuan membiayai impor selama tiga bulan. Ia optimistis bahwa posisi cadangan devisa akan tetap aman hingga akhir tahun 2025, mempertahankan level yang nyaman dan memadai untuk membiayai impor serta kewajiban utang luar negeri pemerintah. Keberlanjutan kondisi ini sangat bergantung pada beberapa faktor kunci, termasuk aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan domestik.

Potensi peningkatan cadangan devisa, menurut Pardede, terkait erat dengan penerbitan global bond pemerintah. Penerbitan obligasi pemerintah di pasar internasional berpotensi menarik aliran modal asing masuk (inflow), sehingga meningkatkan cadangan devisa. Selain itu, kemungkinan penurunan suku bunga acuan oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) sebesar 50 basis poin pada tahun ini juga diyakini dapat memberikan sentimen positif terhadap mata uang rupiah dan menarik lebih banyak investasi asing. Hal ini, pada gilirannya, dapat mendukung peningkatan cadangan devisa.

Namun, Pardede mengingatkan bahwa prediksi ini masih bergantung pada dinamika global dan kondisi ekonomi domestik. Meskipun prospeknya optimis, perlu diwaspadai potensi gejolak ekonomi global yang dapat mempengaruhi aliran modal dan nilai tukar rupiah. BI, kata Pardede, akan terus memantau situasi dan melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan nilai tukar rupiah.

Berikut poin-poin penting yang perlu diperhatikan:

  • Penurunan Cadangan Devisa: 1,6 miliar dolar AS pada Februari 2025, menjadi 154,5 miliar dolar AS.
  • Penyebab Utama: Aliran modal asing keluar (outflow) dari pasar saham sebesar 1,1 miliar dolar AS.
  • Langkah BI: Melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar rupiah.
  • Prospek Cadangan Devisa: Diperkirakan tetap aman hingga akhir tahun 2025, di atas standar kecukupan internasional.
  • Faktor Pendorong Peningkatan: Penerbitan global bond dan potensi penurunan suku bunga acuan AS.
  • Risiko: Potensi gejolak ekonomi global yang dapat mempengaruhi aliran modal dan nilai tukar.