Presiden Iran Investigasi Mendalam Ledakan Maut di Pelabuhan Shahid Rajaee
Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, melakukan kunjungan mendadak ke Pelabuhan Shahid Rajaee yang terletak di selatan Iran, pasca-ledakan dahsyat yang merenggut puluhan nyawa. Kunjungan ini merupakan bentuk respons cepat pemerintah terhadap tragedi yang mengguncang wilayah tersebut dan menimbulkan pertanyaan mendalam mengenai keamanan fasilitas pelabuhan. Pezeshkian menegaskan komitmen pemerintah untuk memberikan dukungan penuh kepada para korban dan keluarga yang terdampak, serta memastikan investigasi menyeluruh untuk mengungkap penyebab ledakan.
Dalam pernyataannya kepada media, Pezeshkian menyatakan bahwa prioritas utama saat ini adalah perawatan medis bagi para korban luka dan bantuan bagi keluarga yang kehilangan orang terkasih. Pemerintah, kata Pezeshkian, akan menanggung seluruh biaya pengobatan dan memberikan santunan kepada keluarga korban meninggal. Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya investigasi yang transparan dan komprehensif untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan ledakan dan mencegah kejadian serupa di masa depan.
Ledakan yang terjadi pada Sabtu (26/4) di Pelabuhan Shahid Rajaee, dekat Selat Hormuz, telah memicu kekhawatiran regional dan internasional. Selat Hormuz merupakan jalur vital bagi pengiriman minyak dunia, dan insiden ini berpotensi mengganggu stabilitas pasokan energi global. Meskipun penyebab pasti ledakan masih dalam penyelidikan, berbagai spekulasi telah muncul. Beberapa sumber mengindikasikan bahwa ledakan mungkin disebabkan oleh kebakaran di depot penyimpanan bahan berbahaya dan kimia, sementara sumber lain menyebutkan kemungkinan adanya bahan peledak yang disimpan di pelabuhan.
Sejumlah negara telah menawarkan bantuan kepada Iran dalam menangani dampak ledakan. Rusia, misalnya, telah mengirimkan tim ahli dan peralatan pemadam kebakaran khusus untuk membantu memadamkan api dan melakukan penyelidikan. Pemerintah Iran menyambut baik tawaran bantuan tersebut dan berjanji untuk bekerja sama dengan tim internasional dalam mengungkap kebenaran di balik ledakan tersebut.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Iran, Reza Talaei-Nik, membantah laporan yang menyebutkan bahwa ledakan tersebut terkait dengan bahan bakar militer atau penggunaan militer. Ia menegaskan bahwa tidak ada kargo semacam itu yang diimpor atau diekspor melalui pelabuhan tersebut. Sementara itu, kantor bea cukai pelabuhan menyatakan bahwa ledakan tersebut mungkin disebabkan oleh kebakaran di depot penyimpanan bahan berbahaya dan kimia.
Media lokal Iran melaporkan bahwa jumlah korban tewas akibat ledakan tersebut mencapai 25 orang, sementara ratusan lainnya mengalami luka-luka. Jumlah korban diperkirakan masih dapat bertambah seiring dengan berjalannya proses pencarian dan penyelamatan. Pemerintah Iran telah mengumumkan masa berkabung nasional untuk menghormati para korban dan menyatakan komitmen untuk memberikan dukungan penuh kepada keluarga yang terdampak.