Pertagas Sokong Ekspansi Polytama Balongan: Infrastruktur Gas Pacu Produksi Petrokimia Nasional
Ekspansi industri petrokimia nasional kembali bergulir dengan dukungan infrastruktur gas yang solid. PT Pertamina Gas (Pertagas), sebagai bagian dari Subholding Gas Pertamina, menjalin sinergi strategis dengan PT Polytama Propindo untuk merealisasikan Proyek Polypropylene Plant II di Balongan. Kemitraan ini mencakup pembangunan dan pengelolaan infrastruktur gas yang krusial untuk memenuhi kebutuhan energi pabrik petrokimia tersebut.
Kolaborasi ini diresmikan melalui penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Pertagas dan Polytama Propindo di Yogyakarta, Kamis, 24 April 2025. Direktur Utama Pertagas, Gamal Imam Santoso, menegaskan bahwa langkah ini merupakan wujud nyata komitmen perusahaan dalam mendukung pertumbuhan industri nasional, khususnya sektor petrokimia yang strategis. Pertagas tidak hanya bertanggung jawab dalam pembangunan infrastruktur penyaluran gas bumi, tetapi juga akan mengelola operasional dan pemeliharaannya (O&M). Selain itu, Pertagas menjamin pasokan gas bumi sebesar 275.940 mmbtu setiap tahun hingga 31 Desember 2029.
Direktur Utama Polytama, Joko Pranoto, menyambut baik kerja sama ini dan menekankan bahwa Proyek Polypropylene Plant II Balongan merupakan tonggak penting dalam perjalanan perusahaan selama hampir 30 tahun. Dengan dukungan infrastruktur dan pasokan gas yang andal dari Pertagas, Polytama optimis proyek ini akan berjalan sesuai target dan memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian nasional serta mengurangi ketergantungan impor produk petrokimia.
Ekspansi ini akan meningkatkan kapasitas produksi Polytama secara signifikan. Plant II di Balongan akan menambah kapasitas produksi sebesar 300.000 ton per tahun, sehingga total kapasitas produksi perusahaan akan mencapai 600.000 ton per tahun. Peningkatan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik yang terus meningkat dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Gamal Imam Santoso menambahkan bahwa kerja sama ini bukan hanya tentang pembangunan fasilitas fisik, tetapi juga merupakan bagian dari upaya memperkuat ketahanan energi nasional. Sinergi antara Pertagas dan Polytama diharapkan dapat mendorong pertumbuhan industri hilir petrokimia dan memberikan nilai tambah bagi negara. Penguatan infrastruktur gas menjadi kunci dalam mendorong pertumbuhan industri petrokimia di Indonesia secara berkelanjutan. Hingga akhir 2024, Pertagas telah memiliki dan mengelola infrastruktur gas yang luas, termasuk:
- Pipa transmisi gas sepanjang lebih dari 2.930 kilometer
- Pipa minyak sepanjang 605 kilometer
- Dua LPG Plant dengan kapasitas rata-rata 1.130 ton per hari
- Terminal regasifikasi berkapasitas rata-rata 400 BBtud
- LNG Hub dengan kapasitas rata-rata 127.000 meter kubik
Infrastruktur yang mumpuni ini menjadi modal penting bagi Pertagas dalam mendukung pengembangan industri petrokimia dan sektor industri lainnya di Indonesia.