Pendaki ASN asal Temanggung Ditemukan Meninggal di Gunung Merbabu
Kabar duka menyelimuti dunia pendakian. Sugeng Parwoto (50), seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas di Dinas Kesehatan Temanggung, ditemukan tak bernyawa di kawasan Gunung Merbabu. Diduga, korban telah menghembuskan nafas terakhir sekitar sepekan sebelum tim SAR gabungan berhasil menemukan jenazahnya.
Kepolisian Resor (Polres) Boyolali, melalui Kapolres AKBP Rosyid Hartanto, menjelaskan bahwa Sugeng, yang merupakan warga Krasak, Tlogorejo, Temanggung, diperkirakan meninggal dunia sejak hari Sabtu (19/4). Hari itu, Sugeng dilaporkan hilang dari flying camp, lokasi perkemahannya di Pos 5 Gunung Merbabu.
"Sudah dapat dipastikan, perkiraan waktu meninggalnya korban adalah 6 hingga 7 hari sebelum ditemukan. Pada hari Sabtu saat kejadian, Bapak Sugeng tidak ditemukan di tenda. Setelah dilakukan pencarian, diketahui bahwa tenda sudah diangkat. Diduga kuat Bapak Sugeng tergelincir dan jatuh ke tebing," ungkap AKBP Rosyid usai menutup turnamen bola voli Kapolres Cup, Senin (28/4/2025).
Proses evakuasi jenazah Sugeng oleh tim SAR berlangsung hingga Jumat (25/4), dan dilanjutkan dengan autopsi. Hasil autopsi mengungkap penyebab kematian korban adalah pendarahan di bagian kepala akibat benturan benda tumpul.
"Dari hasil autopsi, tidak ditemukan indikasi mencurigakan. Penyebab kematian Bapak Sugeng adalah benturan benda tumpul yang menyebabkan pendarahan di bagian kepala, khususnya pendarahan dalam di bagian otak," jelas Kapolres.
Berdasarkan hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), kuat dugaan Sugeng tergelincir dan jatuh ke tebing, menyebabkan kepalanya membentur batu. Selain luka pendarahan di kepala, ditemukan juga beberapa ruas tulang yang patah.
Kejadian ini menjadi pengingat bagi para pendaki untuk selalu berhati-hati dan mengutamakan keselamatan saat berada di gunung. Kondisi alam yang tidak dapat diprediksi menuntut kewaspadaan ekstra dari setiap pendaki. Selain itu, perlengkapan yang memadai dan fisik yang prima juga menjadi faktor penting dalam pendakian.
Berikut beberapa tips keselamatan saat mendaki gunung:
- Persiapan Fisik dan Mental: Latihan fisik secara teratur sebelum pendakian sangat penting. Pastikan tubuh dalam kondisi prima untuk menghadapi tantangan pendakian. Selain itu, persiapkan mental untuk menghadapi kondisi cuaca ekstrem dan medan yang berat.
- Perencanaan Rute: Pelajari rute pendakian dengan seksama. Gunakan peta dan kompas atau GPS untuk navigasi. Informasikan rencana pendakian kepada keluarga atau teman.
- Perlengkapan yang Memadai: Bawa perlengkapan pendakian yang lengkap dan sesuai dengan kondisi gunung. Perlengkapan wajib meliputi tenda, sleeping bag, matras, kompor, bahan bakar, peralatan masak, makanan, air minum, obat-obatan, peralatan P3K, pakaian hangat, jas hujan, sepatu gunung, headlamp, dan perlengkapan navigasi.
- Patuhi Aturan dan Etika Pendakian: Ikuti semua aturan dan regulasi yang berlaku di gunung. Jaga kebersihan gunung dengan tidak membuang sampah sembarangan. Hormati adat dan budaya masyarakat setempat.
- Waspada Terhadap Perubahan Cuaca: Cuaca di gunung dapat berubah dengan cepat. Selalu waspada terhadap perubahan cuaca dan bersiaplah untuk menghadapinya. Bawa pakaian hangat dan jas hujan untuk melindungi diri dari cuaca dingin dan hujan.
- Komunikasi: Bawa alat komunikasi seperti telepon satelit atau radio komunikasi untuk menghubungi tim SAR jika terjadi keadaan darurat.
- Pendakian dalam Kelompok: Sebaiknya mendaki gunung dalam kelompok. Hal ini akan memudahkan dalam memberikan pertolongan jika terjadi kecelakaan atau masalah lainnya.
- Istirahat yang Cukup: Jangan memaksakan diri untuk terus mendaki tanpa istirahat yang cukup. Istirahat yang cukup akan membantu memulihkan energi dan menjaga konsentrasi.
- Laporkan Diri: Melaporkan diri ke pos penjagaan sebelum dan sesudah pendakian sangat penting. Hal ini akan memudahkan tim SAR dalam melakukan pencarian jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.