BGN Intensifkan Pelatihan Relawan Gizi di Tengah Sorotan Program Makan Bergizi Gratis

Badan Gizi Nasional Tingkatkan Kompetensi Relawan di Tengah Isu Keamanan Pangan

Badan Gizi Nasional (BGN) mengambil langkah proaktif dengan melatih 10.000 relawan yang tergabung dalam Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG). Inisiatif ini bertujuan untuk memperkuat implementasi program Makan Bergizi Gratis (MBG), terutama setelah munculnya sejumlah kasus keracunan yang menyoroti pentingnya keamanan pangan.

Pelatihan yang dilaksanakan secara serentak di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), dan beberapa daerah di Jawa Barat, menekankan pada peningkatan kompetensi relawan dalam menangani dan menyajikan makanan bergizi dalam skala besar. Menurut Direktur Penyediaan dan Penyaluran Wilayah II BGN, Sony Sanjaya, pengetahuan relawan adalah kunci untuk memastikan kualitas dan keamanan makanan yang disajikan.

"Penyajian makanan tidak bisa sembarangan. Ini soal kesehatan, keamanan makanan dalam upaya membangun gizi bangsa," tegas Sony.

Sony Sanjaya menjelaskan bahwa pelatihan ini krusial mengingat skala program MBG yang melibatkan penyediaan makanan untuk ribuan penerima manfaat setiap harinya. Perbedaan antara memasak untuk keluarga kecil dan menyiapkan makanan untuk ratusan atau bahkan ribuan orang memerlukan pemahaman dan keterampilan khusus. Oleh karena itu, setiap relawan wajib mengikuti pelatihan ini untuk memahami pengetahuan, menguasai keterampilan, dan mematuhi standar operasional prosedur (SOP) yang telah ditetapkan.

Materi Pelatihan Komprehensif

Materi pelatihan mencakup berbagai aspek penting dalam penyiapan makanan yang aman dan bergizi, termasuk:

  • Penanganan Bahan Makanan: Relawan diajarkan cara memilih dan menangani bahan makanan yang baik, seperti penyimpanan daging ayam pada suhu yang tepat dan penanganan sayuran yang berbeda-beda.
  • Teknik Memasak: Pelatihan ini juga mencakup teknik memasak yang benar untuk memastikan kualitas dan kandungan gizi makanan tetap terjaga.
  • Sanitasi dan Higiene: Relawan diberikan pemahaman mendalam tentang pentingnya sanitasi dan higiene dalam proses penyiapan makanan untuk mencegah kontaminasi dan penyebaran penyakit.
  • Standar Operasional Prosedur (SOP): Pelatihan ini juga menekankan pada pentingnya mematuhi SOP yang telah ditetapkan untuk memastikan konsistensi dan kualitas makanan yang disajikan.

Selain itu, pelatihan ini juga bertujuan untuk memperkuat integritas dan kualitas layanan SPPG sebagai garda terdepan dalam pelaksanaan program MBG. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai, relawan diharapkan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dan memastikan bahwa program MBG berjalan dengan sukses.

Respon Terhadap Kasus Keracunan

Pelatihan ini juga menjadi respons terhadap sejumlah kasus keracunan yang baru-baru ini terjadi terkait dengan program MBG. Kasus-kasus tersebut menjadi perhatian serius dan mendorong BGN untuk mengambil langkah-langkah preventif guna mencegah kejadian serupa di masa depan.

Beberapa kasus keracunan yang terjadi antara lain:

  • MAN 1 dan SMP PGRI 1 Cianjur, Jawa Barat (78 siswa keracunan)
  • SDN Proyonanggan 5 Batang, Jawa Tengah (60 siswa mual dan sakit perut)
  • SDN Alaswangi 2, Pandeglang, Jawa Barat (40 siswa keracunan massal)
  • SDN 3 Dukuh, Sukoharjo, Jawa Tengah (40 siswa keracunan)

Berdasarkan data BGN, saat ini terdapat lebih dari 43.000 relawan penjamah makanan yang bertugas di 1.071 SPPG di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, 10.300 relawan telah mengikuti pelatihan hingga April 2025. Materi pelatihan disampaikan oleh para ahli dan pejabat teknis dari berbagai instansi, termasuk Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM).Dengan pelatihan yang komprehensif dan melibatkan berbagai pihak terkait, BGN berharap dapat meningkatkan kualitas dan keamanan program MBG, serta memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat Indonesia.