Tragedi di Bandar Abbas: Jumlah Korban Jiwa Ledakan Pelabuhan Meningkat Drastis

Ledakan dahsyat yang mengguncang Pelabuhan Shahid Rajaee di Bandar Abbas, Iran, telah menelan korban jiwa yang signifikan. Data terbaru menunjukkan jumlah korban meninggal dunia mencapai 70 orang, sementara lebih dari 1.200 orang lainnya mengalami luka-luka. Insiden ini menjadi pukulan telak bagi aktivitas maritim Iran, mengingat Pelabuhan Shahid Rajaee merupakan salah satu pusat peti kemas terpenting di negara tersebut.

Api yang berkobar pasca-ledakan sempat menjadi tantangan besar bagi petugas pemadam kebakaran. Angin kencang dan keberadaan material mudah terbakar di dalam peti kemas, termasuk zat-zat kimia berbahaya, menyebabkan api terus menyala dan menyebar. Operasi pemadaman berlangsung intensif selama beberapa hari, dan akhirnya api berhasil dikendalikan. Meskipun demikian, proses pendinginan dan pembersihan area pelabuhan diperkirakan akan memakan waktu hingga dua pekan, terutama untuk memindahkan peti kemas yang rusak.

Gubernur Provinsi Hormozgan menyatakan bahwa 22 orang masih dinyatakan hilang dan 22 jenazah belum berhasil diidentifikasi. Pemerintah Iran telah mengerahkan tim khusus untuk mempercepat proses identifikasi korban dan memberikan dukungan kepada keluarga yang terdampak.

Menteri Dalam Negeri Iran, Eskandar Momeni, menegaskan bahwa operasi nasional untuk mengatasi kebakaran telah berakhir dan pengelolaan pemadaman kebakaran telah diserahkan kepada pemerintah setempat. Pihak berwenang juga telah mengidentifikasi adanya pelanggaran protokol keamanan yang berkontribusi terhadap terjadinya ledakan. Beberapa individu yang bertanggung jawab atas pelanggaran tersebut telah dipanggil untuk dimintai keterangan.

Komite investigasi yang dibentuk untuk menyelidiki insiden ini menemukan indikasi adanya pelanggaran terhadap prinsip-prinsip pertahanan dan keamanan sipil. Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, telah memerintahkan penyelidikan mendalam untuk mengungkap kemungkinan adanya kelalaian atau bahkan unsur kesengajaan di balik ledakan tersebut. Perintah ini mengindikasikan bahwa otoritas Iran tidak mengesampingkan kemungkinan sabotase sebagai penyebab ledakan.

Ledakan di Pelabuhan Shahid Rajaee terjadi di tengah berlangsungnya perundingan nuklir antara Iran dan Amerika Serikat. Meskipun demikian, belum ada indikasi yang menunjukkan adanya kaitan antara kedua peristiwa tersebut.

Laporan awal mengindikasikan bahwa penyimpanan bahan kimia yang tidak sesuai standar di dalam peti kemas menjadi faktor utama penyebab ledakan. Peringatan dini mengenai potensi risiko keselamatan di area pelabuhan sebelumnya telah disampaikan, namun tampaknya tidak diindahkan. Kementerian Pertahanan Iran membantah spekulasi bahwa ledakan tersebut terkait dengan penanganan bahan bakar padat untuk rudal.