PSI Percepat Pemilihan Ketua Umum, Kaesang Pangarep Beri Tanggapan

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengumumkan akan menggelar Pemilu Raya pada bulan Juli mendatang di Solo, Jawa Tengah. Forum ini bertujuan untuk memilih ketua umum partai secara terbuka, meski Kaesang Pangarep baru menjabat selama kurang lebih dua tahun.

Wakil Ketua Umum PSI, Andy Budiman, menyatakan bahwa Pemilu Raya ini merupakan langkah awal bagi PSI untuk menjadi partai yang super terbuka, yang dimiliki oleh seluruh anggota, bukan hanya oleh keluarga atau elite tertentu. Pemilihan ketua umum akan menggunakan sistem one man, one vote, yang memungkinkan setiap anggota memiliki satu suara. Ini merupakan bagian dari transformasi politik PSI untuk terus menyesuaikan diri dengan aspirasi masyarakat, khususnya anak muda. PSI berharap anak muda dapat berpartisipasi langsung dalam menentukan arah politik partai.

"Momentum ini akan menjadi sejarah penting bagi kami untuk membangun sebuah tradisi politik baru," ujar Andi.

Secara teknis, pemilihan ketua umum PSI akan dilakukan secara daring atau melalui e-vote. Kader partai dan masyarakat yang memiliki visi yang sama dengan PSI dapat mencalonkan diri sebagai ketua umum. Syaratnya adalah mendapatkan dukungan minimal dari 5 Dewan Pengurus Wilayah (DPW) tingkat provinsi dan 20 Dewan Pengurus Daerah (DPD) tingkat kota/kabupaten.

Menanggapi rencana pemilihan ketua umum ini, Kaesang Pangarep menyatakan bahwa DPD PSI Solo terus mempersiapkan pelaksanaannya. Awalnya direncanakan pada bulan Mei, namun kemudian diundur ke bulan Juli. Kaesang juga menegaskan bahwa semua pihak memenuhi syarat dapat mencalonkan diri sebagai ketua umum PSI. Tim steering committee (SC) akan mengeluarkan persyaratan lebih lanjut.

Kaesang sendiri baru ditunjuk sebagai Ketua Umum PSI pada tanggal 25 September 2023, menggantikan Giring Ganesha. Penunjukan ini dilakukan dalam acara Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) PSI. Keputusan PSI untuk menggelar pemilihan ketua umum kembali pada Juli 2025, kurang dari dua tahun setelah penunjukan Kaesang, menimbulkan pertanyaan. Biasanya, periode kepemimpinan ketua umum partai politik berlangsung selama lima tahun, seperti yang diterapkan oleh PDI-P, Partai Demokrat, dan PAN.

PSI memilih Kaesang sebagai ketua umum karena dianggap sebagai sosok pemuda yang berhasil. Pada saat itu, PSI membantah bahwa terpilihnya Kaesang karena statusnya sebagai putra bungsu Presiden Joko Widodo.