Antisipasi Pertemuan dengan Ular Piton: Kenali Perilaku dan Risiko Kesehatannya

Fenomena ular piton yang memasuki area pemukiman, terutama saat musim hujan, semakin sering terjadi. Meskipun ular ini tidak memiliki bisa, keberadaannya tetap menimbulkan ancaman serius bagi keselamatan manusia.

Yonny Purwandana, Koordinator Jaga Satwa Indonesia (JSI), menjelaskan bahwa Malayopython Reticulatus, atau yang lebih dikenal sebagai ular piton, memiliki kemampuan untuk melumpuhkan dan bahkan membunuh manusia melalui lilitannya yang kuat. Ular ini umumnya mendiami wilayah di sekitar sungai, area lembap, dan semak belukar. Kehadirannya di lingkungan perumahan seringkali disebabkan oleh alih fungsi lahan dari hutan atau persawahan menjadi pemukiman.

Panjang ular piton dapat mencapai rata-rata 5 meter pada usia 4-5 tahun. Ukuran tubuh ular sangat dipengaruhi oleh ketersediaan sumber makanan. Di habitat yang luas seperti Kalimantan, ular piton bahkan dapat tumbuh hingga mencapai panjang 9 meter. JSI mencatat bahwa sebagian besar laporan mengenai ular piton yang memasuki rumah atau kandang ternak terjadi selama musim penghujan. Kondisi ini memaksa ular untuk mencari tempat perlindungan yang lebih kering.

Selain itu, musim hujan juga merupakan musim kawin bagi ular piton. Seekor ular piton betina dapat menghasilkan 30 hingga 50 butir telur dalam sekali perkawinan. Ular piton cenderung menyerang manusia jika merasa terprovokasi. Hewan ini memiliki sensor gerak yang sensitif, sehingga gerakan atau sentuhan yang tiba-tiba dapat memicu serangan. Sebaliknya, jika manusia bersikap tenang dan tidak mengganggu, ular piton cenderung tidak akan menyerang.

Ular piton seringkali memangsa hewan ternak milik warga karena faktor kelaparan. Lokasi kandang ternak yang berdekatan dengan sungai atau sawah, yang merupakan habitat alami ular, meningkatkan risiko serangan. Meskipun demikian, ular piton juga memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem pertanian dengan memangsa tikus. Seekor ular piton dapat memangsa hingga sepuluh anak tikus sekaligus, sehingga membantu mengendalikan populasi hama tersebut.

Secara teoritis, ular piton mampu memangsa hewan yang ukurannya 10 kali lebih besar dari ukuran kepalanya. Oleh karena itu, ular piton dewasa dapat memangsa kambing dengan membuka mulutnya hingga ukuran yang memungkinkan.

Apabila Anda bertemu dengan ular piton di area terbuka, disarankan untuk tetap tenang dan tidak melakukan gerakan yang mengancam. Ular piton bukanlah hewan pengejar, sehingga ia tidak akan menyerang jika tidak merasa terancam. Namun, jika Anda ingin menangkap ular piton, Anda harus memiliki pengetahuan dan teknik yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan memegang kepalanya terlebih dahulu untuk mengamankannya. Untuk ular piton dengan panjang lebih dari 2 meter, sebaiknya penangkapan dilakukan oleh minimal dua orang.

Gigitan ular piton dapat menimbulkan masalah kesehatan karena bakteri yang terdapat di mulut ular. Ular piton seringkali memakan bangkai, sehingga bakteri dari bangkai tersebut dapat berpindah ke gigi ular. Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi pada luka gigitan, yang ditandai dengan pembengkakan dan keluarnya nanah.