Kebiasaan Buruk yang Mengurangi Pahala Puasa: Ghibah, Amarah, dan Lainnya

Kebiasaan Buruk yang Mengurangi Pahala Puasa: Ghibah, Amarah, dan Lainnya

Puasa Ramadan, ibadah yang penuh hikmah, tak sekadar menahan lapar dan dahaga. Lebih dari itu, puasa merupakan kesempatan emas untuk membersihkan jiwa dan mengasah pengendalian diri. Namun, terkadang kebiasaan buruk yang melekat—yang sering luput dari kesadaran—dapat mengurangi, bahkan menghapus, pahala ibadah mulia ini. Ustaz Syaihul Anam, pemimpin majelis Ta'lim Al Fatih, menekankan betapa beratnya ujian dalam menahan hawa nafsu selama Ramadan. Meskipun secara syariat beberapa kebiasaan buruk tidak membatalkan puasa, dampaknya terhadap pahala tetap perlu diwaspadai.

Beliau menjelaskan bahwa tantangan terbesar bagi seorang muslim yang berpuasa adalah mengubah kebiasaan buruk yang sudah mendarah daging. Perjuangan melawan kebiasaan-kebiasaan tersebut merupakan bagian integral dari proses penyucian diri selama Ramadan. Keberhasilan dalam melawan hawa nafsu ini akan berbanding lurus dengan pahala yang diperoleh. Kegagalan dalam pengendalian diri, sebaliknya, akan mengurangi pahala yang seharusnya didapat.

Beberapa kebiasaan yang dapat mengurangi pahala puasa, menurut Ustaz Syaihul Anam, antara lain:

  • Ghibah (mengunjungi): Menggosipkan orang lain, meskipun tidak membatalkan puasa, merupakan perilaku tercela yang mengurangi pahala ibadah. Perilaku ini mencerminkan kekurangan pengendalian lidah dan hati.
  • Mengadu Domba: Menciptakan perselisihan dan permusuhan di antara orang lain merupakan perbuatan yang sangat tidak dianjurkan, bahkan dapat mengurangi pahala puasa yang seharusnya menjadi ladang amal jariyah.
  • Berbohong: Kejujuran adalah pilar utama dalam kehidupan beragama. Berbohong, meskipun dalam hal yang kecil, dapat mengurangi pahala puasa.
  • Berciuman (bagi yang sudah menikah): Meskipun tidak membatalkan puasa, tindakan ini dapat mengurangi pahala jika dilakukan dengan nafsu yang tidak terkendali dan diluar batas kewajaran.
  • Bersumpah Palsu: Sumpah palsu merupakan bentuk kebohongan yang berat. Perbuatan ini dapat mengurangi, bahkan menghapus pahala puasa.

Umat Islam dianjurkan untuk senantiasa meningkatkan kesadaran diri terhadap perilaku-perilaku yang dapat mengurangi pahala puasanya. Introspeksi diri dan kontemplasi merupakan kunci untuk meraih pahala puasa yang utuh dan penuh berkah. Menyadari kesalahan dan berusaha untuk memperbaiki diri merupakan bagian dari proses pembelajaran dan pertumbuhan spiritual selama bulan Ramadan.

Artikel ini dirangkum dari program Kuliah Ramadhan (Kurma) season 3, produksi detikJatim, yang menghadirkan kiai-kiai kampung di Jawa Timur untuk berbagi wawasan tentang puasa Ramadan. Program ini disajikan dalam format video pendek yang dipadu dengan sketsa, dengan tujuan untuk menyampaikan pesan agama secara lebih mudah dipahami dan menarik.