Kontroversi Iklan Sepatu Koi Footwear: Penggunaan Alat Medis Palsu Picu Amarah Publik
Sebuah kampanye iklan terbaru dari merek sepatu asal Inggris, Koi Footwear, menuai badai kritik dan kecaman dari berbagai kalangan, terutama komunitas disabilitas. Kontroversi ini bermula dari penggunaan properti yang dianggap tidak sensitif dan merendahkan kondisi medis dalam visual kampanye mereka.
Kampanye yang dipublikasikan melalui platform Instagram dan situs web resmi Koi Footwear menampilkan sejumlah model yang berpose dengan atribut medis palsu. Atribut tersebut meliputi selang infus yang diisi cairan berwarna merah muda, selang oksigen yang terpasang di hidung, serta stiker yang menyerupai selang feeding tube, yaitu alat bantu makan yang langsung terhubung ke lambung atau usus kecil. Penggunaan alat-alat medis ini sebagai bagian dari estetika fesyen inilah yang memicu gelombang protes.
Kritik utama yang dilayangkan adalah bahwa Koi Footwear dianggap telah meremehkan pengalaman dan perjuangan nyata individu yang bergantung pada alat-alat medis tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Alat-alat medis tersebut bukanlah aksesori mode yang bisa dilepas dan dipasang sesuka hati, melainkan bagian integral dari keberlangsungan hidup dan kesehatan seseorang.
Netizen mengungkapkan kekecewaan dan kemarahan mereka melalui kolom komentar di unggahan Koi Footwear. Banyak yang menuduh kampanye tersebut melakukan stigmatisasi terhadap kondisi medis dan menjadikan penderita penyakit kronis sebagai objek estetika semata. Komentar-komentar pedas seperti "Feeding tube dan alat medis bukanlah estetika edgy yang bisa dilepas setelah sesi foto" dan "Disabilitas bukanlah kostum lucu untuk pemotretanmu" membanjiri lini masa Koi Footwear.
Awalnya, Koi Footwear mencoba meredam kritik dengan memberikan pembelaan. Mereka mengklaim bahwa kampanye tersebut terinspirasi oleh estetika Yami Kawaii dari Jepang, yang menggabungkan elemen-elemen imut dengan tema medis dan kesehatan mental. Koi Footwear berpendapat bahwa Yami Kawaii adalah cara untuk mengekspresikan pergulatan kesehatan mental secara visual melalui simbol-simbol medis seperti perban, pil, dan seragam perawat.
Namun, penjelasan ini justru semakin memperburuk keadaan. Banyak yang menilai bahwa alasan tersebut tidak memadai dan tidak relevan dengan konteks kampanye yang mereka buat. Netizen berpendapat bahwa Koi Footwear telah gagal memahami esensi dari Yami Kawaii dan malah menggunakan estetika tersebut sebagai pembenaran untuk tindakan ableisme atau diskriminasi terhadap penyandang disabilitas. Seorang netizen yang mengaku sebagai penyandang disabilitas dan penggemar Koi Footwear mengungkapkan kekecewaannya dengan mengatakan bahwa kampanye tersebut bukanlah representasi yang baik, melainkan bentuk ableisme yang menyakitkan.