Letjen Kunto Arief Wibowo, Putra Try Sutrisno, Emban Tugas Baru sebagai Staf Khusus KSAD
Letnan Jenderal (Letjen) TNI Kunto Arief Wibowo, putra dari mantan Wakil Presiden Republik Indonesia ke-6, Try Sutrisno, kini mengemban amanah baru sebagai Staf Khusus Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). Penunjukan ini tertuang dalam Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/554/IV/2025 yang diterbitkan pada 29 April 2025.
Sebelum penugasan ini, Letjen Kunto Arief Wibowo menjabat sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I. Rotasi jabatan ini merupakan bagian dari dinamika organisasi TNI dalam menghadapi perkembangan tantangan strategis.
Letjen Kunto Arief Wibowo, lahir di Malang, Jawa Timur, pada 15 Maret 1971. Ia merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1992, dengan spesialisasi di bidang infanteri. Perjalanan karier militernya yang panjang dan beragam, mencerminkan dedikasi dan kompetensinya dalam memimpin dan mengelola berbagai satuan.
Riwayat Pendidikan Militer:
- Akademi Militer (1992)
- Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) Pendidikan Reguler XLV (2007)
Berikut adalah garis besar perjalanan karier militer Letjen Kunto Arief Wibowo:
- Panglima Kogabwilhan I (7 Januari 2025 - 29 April 2025)
- Wakil Komandan Kodiklat TNI-AD (17 Juli 2023 - 24 Juli 2024)
- Pangdam III/Siliwangi (31 Januari 2022 - 21 Agustus 2023)
- Panglima Divisi Infanteri 3/Kostrad (7 Juli 2021 - 23 Juni 2021)
- Kepala Staf Komando Daerah Militer III/Siliwangi (9 April 2020 - 7 Juli 2021)
Atas pengabdiannya selama ini, Letjen Kunto Arief Wibowo telah menerima berbagai tanda kehormatan, diantaranya:
- Bintang Yudha Dharma Pratama
- Bintang Kartika Eka Paksi Pratama
- Freefall Parachutist Badge (Angkatan Darat Malaysia)
- Air Assault Badge (Angkatan Darat Amerika Serikat)
Mutasi jabatan ini merupakan bagian dari rotasi besar-besaran yang melibatkan total 237 Perwira Tinggi (Pati) TNI, terdiri dari 109 Pati TNI Angkatan Darat, 64 Pati TNI Angkatan Laut, dan 64 Pati TNI Angkatan Udara. Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Brigjen Kristomei Sianturi, menjelaskan bahwa mutasi ini bertujuan untuk memperkuat organisasi TNI dan menjawab tantangan strategis yang berkembang saat ini.