Antisipasi Penyakit Musiman: Banyuwangi Siaga Hadapi Pancaroba

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan periode pancaroba, atau masa transisi antara musim hujan dan kemarau, akan berlangsung dari April hingga Agustus 2025. Mengantisipasi perubahan musim ini, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi penyebaran berbagai penyakit musiman.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi mengidentifikasi tiga penyakit utama yang perlu diwaspadai selama masa pancaroba ini, yaitu Demam Berdarah Dengue (DBD), Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), dan diare. Plt. Kepala Dinkes Banyuwangi, Amir Hidayat, menekankan pentingnya langkah-langkah pencegahan untuk meminimalkan risiko penularan.

Demam Berdarah Dengue (DBD)

Meskipun kasus DBD di Banyuwangi menunjukkan tren penurunan sejak Januari 2025, masyarakat tetap perlu waspada terhadap potensi penyebaran penyakit ini. Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) menjadi kunci utama dalam pencegahan DBD. Masyarakat diimbau untuk secara rutin membersihkan lingkungan sekitar, menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi, dan mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti.

Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)

Selain DBD, Dinkes Banyuwangi juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai penularan ISPA, termasuk Covid-19 yang masih berpotensi menyebar meskipun dengan tingkat penularan yang rendah. Amir Hidayat menjelaskan bahwa kasus ISPA cenderung meningkat selama masa peralihan musim. Masyarakat diimbau untuk menjaga daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup, dan berolahraga secara teratur. Penggunaan masker juga disarankan, terutama di tempat-tempat umum yang ramai.

Diare

Kasus diare juga menjadi perhatian Dinkes Banyuwangi selama masa pancaroba. Amir Hidayat menekankan pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan untuk mencegah penyebaran penyakit ini. Cuaca ekstrem dan ketersediaan air bersih yang terbatas selama musim kemarau dapat meningkatkan risiko kontaminasi bakteri E.coli penyebab diare.

Berikut adalah beberapa langkah pencegahan diare yang dianjurkan:

  • Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum makan dan setelah buang air besar.
  • Memastikan makanan dan minuman yang dikonsumsi bersih dan matang.
  • Menghindari konsumsi makanan yang tidak terjamin kebersihannya.
  • Menggunakan air bersih untuk minum, memasak, dan mencuci peralatan makan.

Amir Hidayat menambahkan bahwa diare dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk intoleransi makanan. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsi dan menghindari makanan yang dapat memicu gangguan pencernaan.