Diversifikasi Pasar Tuna Indonesia di Tengah Tantangan Tarif Impor AS
Indonesia Mengalihkan Fokus Ekspor Tuna ke China dan Pasar Global Lainnya
Kebijakan tarif impor yang diterapkan Amerika Serikat terhadap produk Indonesia, termasuk produk perikanan, mendorong Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk mengambil langkah strategis. KKP berencana melakukan diversifikasi pasar ekspor tuna Indonesia ke berbagai negara. Langkah ini dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pada pasar AS dan meningkatkan daya saing produk perikanan Indonesia secara global.
Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Ekonomi Sosial dan Budaya, Trian Yunanda, menjelaskan bahwa Uni Eropa, Jepang, negara-negara Timur Tengah, Afrika, dan China menjadi target utama dalam perluasan pasar tuna Indonesia. Diversifikasi ini dianggap penting untuk menghindari risiko yang mungkin timbul akibat kebijakan perdagangan yang tidak menguntungkan dari satu negara saja. Menurut Trian, upaya diversifikasi pasar ini bukan hanya respons terhadap kebijakan tarif, tetapi juga bagian dari strategi jangka panjang untuk memperluas jangkauan pasar produk unggulan Indonesia.
Selain fokus pada perluasan pasar, KKP juga menekankan pentingnya peningkatan mutu produk tuna Indonesia. Standar mutu internasional yang ketat menjadi perhatian utama agar produk tuna Indonesia dapat bersaing di pasar global. Upaya peningkatan mutu ini mencakup proses penangkapan, pengolahan, hingga pengemasan produk tuna. Selain itu, KKP juga mendorong peremajaan kapal penangkap ikan yang masih menggunakan bahan kayu. Peremajaan kapal ini diharapkan dapat membantu Indonesia memenuhi standar mutu dan legalitas produk yang ditetapkan oleh pasar global, terutama Uni Eropa yang dikenal memiliki persyaratan ketat terkait mutu dan legalitas produk perikanan.
Nilai ekspor hasil produksi perikanan nasional mencapai US$ 5,95 miliar pada tahun 2024, dengan tuna menduduki peringkat kedua sebagai penyumbang terbesar setelah udang. Produk udang menyumbang US$ 1,68 miliar, sementara tuna, tongkol, dan cakalang menyumbang US$ 1,3 miliar. Volume ekspor tuna, cakalang, dan tongkol mencapai 278 ribu ton dengan nilai sekitar US$ 1,03 miliar atau sekitar Rp 16,7 triliun.
KKP berupaya memberikan nilai tambah pada produk tuna Indonesia, tidak hanya sekadar menangkap dan membekukan. Kualitas, mutu, dan legalitas produk menjadi fokus utama untuk meningkatkan daya saing di pasar global.