Serapan Beras Bulog di Bawah Target: Stok Aman Jelang Ramadhan dan Idul Fitri
Serapan Beras Bulog di Bawah Target: Stok Aman Jelang Ramadhan dan Idul Fitri
Direktur Utama Perum Bulog, Mayjen Novi Helmy, mengungkapkan bahwa hingga saat ini, Bulog baru menyerap sekitar 190.000 ton beras. Angka ini jauh di bawah target 3 juta ton yang ditetapkan Presiden Prabowo Subianto hingga April 2025. Pernyataan ini disampaikan Helmy dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (3/3/2025).
Meskipun serapan beras masih jauh dari target, Helmy memastikan bahwa stok beras nasional saat ini dalam kondisi aman untuk memenuhi kebutuhan selama Ramadhan dan Idul Fitri. Berdasarkan data yang disampaikan, Bulog memiliki stok beras mencapai 1.951.975 ton pada tanggal 27 Februari 2025, terdiri dari 1.901.024 ton beras medium dan 50.951 ton beras premium. Stok tersebut tersebar di seluruh Indonesia, dikelola melalui 26 kantor wilayah dan 477 kompleks pergudangan Bulog.
Data sebelumnya yang diperoleh dari Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menunjukkan fluktuasi angka serapan Bulog. Per 16 Februari 2025, serapan mencapai 92.122 ton, meningkat dari 75.200 ton pada tanggal 14 Februari 2025. Perbedaan angka serapan tersebut mengindikasikan dinamika pasar dan upaya Bulog dalam menyerap hasil panen beras dari petani.
Untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan beras selama Ramadhan dan Idul Fitri 1446 Hijriah, Bulog telah menyalurkan 150.000 ton beras melalui operasi pasar. Penyaluran tersebut difokuskan di luar daerah-daerah dengan produksi beras surplus, guna memastikan ketersediaan beras di seluruh wilayah Indonesia. Periode penyaluran berlangsung sejak 24 Februari hingga 29 Maret 2025.
Distribusi beras dilakukan melalui enam saluran utama:
- Program operasi pasar di kantor pos seluruh Indonesia
- Pedagang pengecer
- Rumah Pangan Kita (RPK) binaan Bulog
- Gerakan pangan murah
- Satgas Perum Bulog
- Sinergi dengan BUMN Pangan
Meskipun target serapan beras belum tercapai, langkah-langkah yang diambil Bulog menunjukkan komitmen dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga beras di tengah kebutuhan masyarakat yang meningkat selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Ke depannya, perlu dilakukan evaluasi untuk mengoptimalkan strategi penyerapan beras agar target yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Pemerintah perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya serapan beras oleh Bulog, seperti harga pembelian pemerintah (HPP) yang kompetitif, efisiensi logistik, dan koordinasi yang baik dengan berbagai pihak terkait. Hal ini penting untuk memastikan keberhasilan program ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan petani.