Gempa Magnitudo 7,4 Guncang Drake Passage, Terbesar dalam Lebih Satu Abad
Guncangan dahsyat menggoyang Drake Passage, wilayah perairan yang memisahkan Amerika Selatan dan Antartika, pada Jumat (2/5/2025). Gempa bumi dengan magnitudo 7,4 mengguncang wilayah tersebut, memicu peringatan tsunami dan evakuasi di wilayah sekitarnya. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa gempa ini merupakan yang terkuat dalam 115 tahun terakhir di kawasan tersebut.
Menurut keterangan Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, gempa dengan kekuatan serupa belum pernah tercatat di Drake Passage sejak tahun 1949. "Menurut arsip catatan sejarah, gempa bumi M 7,4 di Drake Passage telah diklasifikasikan sebagai gempa terbesar yang melanda wilayah tersebut dalam 115 tahun. Magallanes dan Tierra del Fuego belum pernah terguncang sekuat ini sejak 17 Desember 1949," ujarnya.
Gempa yang terjadi pada pukul 07.58 waktu setempat (19.58 WIB) berpusat di koordinat 56,94° Lintang Selatan dan 68,06° Bujur Barat, dengan kedalaman 19 kilometer. Analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa ini merupakan gempa dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Antartika, dengan mekanisme sumber berupa sesar naik (thrust fault).
Dampak dan Tindakan yang Diambil
- Peringatan Tsunami: Setelah gempa terjadi, otoritas di Chile sempat mengeluarkan peringatan tsunami. Namun, peringatan tersebut kemudian dicabut setelah dilakukan pemantauan dan evaluasi lebih lanjut.
- Evakuasi: Sebagai langkah pencegahan, otoritas Argentina memerintahkan evakuasi bagi penduduk desa terpencil Puerto Almanza, yang terletak di dekat Ushuaia. Evakuasi dilakukan untuk menghindari potensi dampak dari gelombang tsunami.
- Gempa Susulan: Setelah gempa utama, tercatat 18 kali gempa susulan dengan magnitudo bervariasi antara 4,2 hingga 6,5.
Kondisi Terkini
Direktur badan bencana negara bagian di wilayah Magallanes selatan, Juan Carlos Andrade, mengumumkan bahwa evakuasi preventif telah diakhiri dan masyarakat dapat kembali beraktivitas seperti biasa.
BMKG memastikan bahwa gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami dan tidak mempengaruhi aktivitas kegempaan di wilayah Indonesia. Peta tingkat guncangan gempa (shakemap) menunjukkan intensitas gempa mencapai VI MMI di sekitar episenter, yang berarti getaran dirasakan oleh semua penduduk dan dapat menyebabkan kerusakan ringan pada bangunan.
Gempa bumi ini menjadi pengingat akan aktivitas seismik yang tinggi di wilayah Cincin Api Pasifik dan pentingnya kesiapsiagaan terhadap bencana gempa bumi dan tsunami.