Konflik Antar Kelompok Warga di Tanjung Priok Berujung Aksi Kekerasan

Aksi kekerasan mewarnai dini hari di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, ketika beberapa kelompok warga terlibat dalam tawuran yang dipicu oleh serangkaian janji melalui media sosial. Peristiwa yang terjadi di Jalan Swasembada Barat X, Kebon Bawang, ini melibatkan empat kelompok yang berbeda, meningkatkan kekhawatiran akan keamanan dan ketertiban masyarakat setempat.

Menurut keterangan dari Kapolsek Tanjung Priok, Kompol Sigit Kumono, insiden bermula dari perencanaan serangan yang diinisiasi oleh kelompok Sungai Bambu (Subam) dan Kebon Pisang (Bonpis) terhadap kelompok Bakti. Rencana ini disepakati melalui platform Instagram, dengan kelompok Empang kemudian bergabung untuk mendukung aksi penyerangan tersebut. Gabungan kelompok Subam dan Bonpis mengerahkan sekitar lima sepeda motor, sementara kelompok Empang mengirimkan tiga sepeda motor, dengan total delapan orang yang terlibat dalam konvoi penyerangan.

Kronologi Kejadian

  • Awal Mula: Kelompok Subam dan Bonpis merencanakan serangan terhadap kelompok Bakti melalui media sosial.
  • Eskalasi: Kelompok Empang bergabung dengan Subam dan Bonpis, meningkatkan kekuatan penyerangan.
  • Mundur: Kelompok Bakti terpaksa mundur dari lokasi awal penyerangan.
  • Pengejaran: Kelompok Subam mengejar kelompok Bakti hingga memasuki area permukiman warga.
  • Pembacokan: Seorang anggota kelompok Bakti berinisial DA terjatuh dan menjadi sasaran pembacokan oleh tiga orang dari kelompok penyerang.
  • Korban: DA mengalami luka sobek pada bagian pundak kanan akibat serangan senjata tajam.
  • Penangkapan Warga: Seorang warga, LF, mencoba menangkap salah satu pelaku, RF (15), namun justru menjadi korban dan mengalami luka sobek pada tangan kiri.
  • Penangkapan Pelaku: Polsek Tanjung Priok berhasil menangkap dua orang pelaku, MT (21) dan RF.

Akibat tawuran ini, DA (22) menderita luka sobek di pundak kanan, sementara LF (32), seorang warga yang berusaha mengamankan situasi, mengalami luka sobek di tangan kiri. Kedua korban sempat mendapatkan perawatan medis di rumah sakit dan telah dipulangkan untuk melanjutkan pemulihan di rumah masing-masing.

Insiden ini terekam oleh kamera CCTV dan cuplikan video tersebut kemudian diunggah ke media sosial oleh Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni. Dalam rekaman tersebut, terlihat sekelompok orang berlarian di lokasi kejadian, dan seorang pria terlihat berjalan dengan santai sambil membawa senjata tajam berupa celurit. Meskipun rekaman CCTV tidak secara jelas memperlihatkan aksi tawuran, teriakan "Geng Empang" terdengar, diikuti oleh respons dari sejumlah pria lain yang tampaknya tidak senang dengan teriakan tersebut. Selanjutnya, beberapa pengendara sepeda motor dan pria terlihat berlarian sambil membawa senjata tajam, menambah kesan anarki dan ketidakamanan di lokasi kejadian. Warga yang berada di sekitar lokasi hanya bisa menyaksikan kejadian tersebut tanpa dapat berbuat banyak.

Pihak kepolisian kini tengah melakukan investigasi lebih lanjut untuk mengungkap motif utama di balik tawuran ini dan mengidentifikasi pelaku lain yang mungkin terlibat. Penangkapan terhadap MT dan RF diharapkan dapat membantu proses penyelidikan dan memberikan titik terang terkait rangkaian peristiwa yang terjadi. Pihak berwenang juga mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh isu-isu yang dapat memperkeruh suasana. Kerjasama antara masyarakat dan aparat kepolisian sangat dibutuhkan untuk menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan masing-masing.