Claudio Ranieri Tegaskan Pengunduran Diri dari Kursi Pelatih AS Roma, Tak Tergantung Hasil Liga Champions

Meskipun performa AS Roma menunjukkan tren positif di bawah arahannya, Claudio Ranieri dengan tegas menyatakan tidak akan melanjutkan perannya sebagai pelatih kepala tim Serigala Ibu Kota tersebut pada musim depan.

Ranieri, yang saat ini berusia 73 tahun, telah mengonfirmasi keputusannya ini, bahkan jika Roma berhasil mengamankan tempat di Liga Champions musim depan. Kontraknya saat ini sebagai pelatih akan berakhir pada akhir musim 2024/2025. Setelah itu, ia akan mengambil peran baru sebagai penasihat klub, di mana ia akan turut serta dalam proses pemilihan pelatih baru.

Keputusan ini mungkin mengejutkan banyak pihak, mengingat dampak positif yang telah diberikan Ranieri sejak kembali ke Roma. Di bawah kepemimpinannya, Giallorossi menunjukkan performa yang solid dan belum terkalahkan dalam 18 pertandingan terakhir di Serie A, dengan 13 kemenangan dan 5 hasil imbang. Performa impresif ini telah mengangkat Roma ke posisi keenam di klasemen sementara, hanya terpaut dua poin dari zona Liga Champions.

Meski peluang untuk tampil di kompetisi elit Eropa musim depan terbuka lebar, Ranieri bersikukuh dengan keputusannya. Ia meyakini bahwa akan menjadi sebuah kesalahan jika ia tetap berada di kursi pelatih pada musim berikutnya. Ranieri menegaskan bahwa ia akan tetap memberikan dukungan penuh kepada tim dalam peran barunya.

"Saya mencintai tim ini, tetapi bertahan satu tahun lagi akan menjadi kesalahan bagi Roma," ujarnya, seperti dikutip oleh Football Italia. Ia menambahkan, "Saya akan membantu mereka dengan segala yang mereka butuhkan. Lolos ke Liga Champions bukanlah seperti di Leicester. Kami harus berjuang, kami tidak boleh mencari alasan. Kami masih memiliki empat pertandingan tersisa dan kami harus menunjukkan kemauan yang kuat."

Komentar Ranieri mengacu pada keajaiban yang ia ciptakan saat membawa Leicester City meraih gelar juara Liga Primer Inggris pada musim 2015/2016. Ia menekankan bahwa situasi di Roma berbeda, dan perjuangan untuk mencapai Liga Champions memerlukan kerja keras dan dedikasi tanpa henti.