Pembongkaran Bangunan Ilegal Hibisc Fantasy Puncak Berlanjut: Target Rampung Sebelum Lebaran
Pembongkaran Bangunan Ilegal Hibisc Fantasy Puncak Berlanjut: Target Rampung Sebelum Lebaran
Proses pembongkaran bangunan-bangunan ilegal di kawasan wisata Hibisc Fantasy, Puncak, Bogor, Jawa Barat, terus berlanjut pada hari Sabtu, 8 Maret 2025. Sejumlah alat berat dikerahkan untuk meratakan bangunan-bangunan yang telah melanggar aturan perizinan. Aksi pembongkaran ini menarik perhatian warga sekitar dan pengendara yang melintas, yang menyaksikan proses tersebut dari balik pagar pembatas.
Salah satu warga, Ihwan (45), menjelaskan alasannya menyaksikan langsung proses pembongkaran. Ia ingin memastikan bahwa tindakan penegakan hukum tersebut benar-benar dilakukan. Kecurigaan Ihwan, dan warga lainnya, bahwa bangunan-bangunan di Hibisc Fantasy menjadi salah satu faktor penyebab banjir yang melanda Puncak beberapa hari lalu, menjadi latar belakang keinginannya untuk memantau langsung proses tersebut. "Iya (memastikan pembongkaran dilakukan), masalahnya kan bencananya sudah ketahuan di mana-mana (penyebabnya), dari sini sampai ke Gadog tuh Katulampa. Saya warga sini Desa Tugu Utara," ujarnya. Kondisi bangunan-bangunan di kawasan wisata tersebut saat ini sebagian besar telah hancur akibat pembongkaran yang telah dimulai sejak dua hari sebelumnya.
Target Penyelesaian Sebelum Lebaran dan Langkah-langkah Pemerintah
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, sebelumnya telah menetapkan target penyelesaian pembongkaran bangunan-bangunan ilegal di Hibisc Fantasy sebelum Hari Raya Lebaran. Namun, beliau menekankan bahwa proses tersebut harus tetap berjalan sesuai dengan koridor hukum dan regulasi yang berlaku. "Kalau saya ingin sebelum lebaran sudah selesai. Tetapi kan prosedur hukumnya berjalannya berapa lama, kita tunggu keputusan Kementerian Lingkungan Hidup," jelas Gubernur Dedi kepada awak media pada Jumat, 7 Maret 2025.
Saat ini, fokus pemerintah tertuju pada 25 bangunan yang dinilai paling melanggar izin dan peruntukan lahan. Gubernur Dedi menyebutkan kemungkinan area akses masuk ke kawasan tersebut akan dibuka kembali, mengingat adanya dugaan pelanggaran dalam pembangunan infrastruktur jalan. "Iya kita fokuskan ke 25 bangunan yang melanggar. Bisa jadi area masuknya kita buka, karena menurut saya melanggar. Kan tidak ada usulan jalan berbeton. Hari ini kan jalannya berbeton, nah kalau jalannya sudah berbeton dibuka kan tidak bisa masuk," terangnya.
Ke depan, pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem perizinan bangunan untuk mencegah terulangnya kejadian serupa. Langkah investigasi juga akan dilakukan untuk memastikan bahwa setiap tindakan penegakan hukum yang diambil sesuai dengan prosedur dan regulasi yang berlaku. "Iya kita evaluasi, kita investigasi dan tentunya prosedur hukumnya harus ditempuh. Kita kan tidak mungkin melakukan tindakan melawan hukum," tegas Gubernur Dedi.
Proses pembongkaran bangunan-bangunan ilegal di Hibisc Fantasy menjadi bukti komitmen pemerintah dalam menegakkan aturan dan melindungi lingkungan. Langkah ini diharapkan dapat mencegah bencana serupa di masa mendatang dan menciptakan kawasan wisata yang lebih tertib dan berkelanjutan.