Dedi Mulyadi Membela Kebijakan Pengiriman Siswa Bermasalah ke Barak Militer
Polemik seputar pengiriman siswa bermasalah ke barak militer guna mengikuti program penguatan karakter terus bergulir. Menanggapi hal ini, Dedi Mulyadi, tokoh publik yang dikenal dengan berbagai gagasan kontroversialnya, memberikan pembelaan terhadap kebijakan tersebut.
Dalam kunjungannya ke Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Artileri Medan 9, Purwakarta, Dedi Mulyadi menyatakan bahwa kebijakan yang sempat menuai kritik ini semata-mata bertujuan untuk kebaikan dan menanamkan nilai-nilai nasionalisme pada generasi muda. "Sejak menjabat sebagai Bupati Purwakarta, saya sudah terbiasa menghadapi berbagai tantangan, tuduhan, cibiran, dan bahkan kebencian. Namun, semua itu tidak menjadi masalah karena pada akhirnya masyarakat merasakan manfaat dari kebijakan yang saya ambil," ujarnya.
Dedi Mulyadi menekankan pentingnya seorang pemimpin memiliki keteguhan dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi berbagai rintangan. Menurutnya, setiap gagasan dan pemikiran yang ia lontarkan selalu didasari oleh niat untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa.
Lebih lanjut, Dedi Mulyadi menanggapi fenomena sejumlah orang tua yang justru ingin menitipkan anak mereka ke program penguatan karakter yang diselenggarakan oleh TNI. Hal ini, menurutnya, merupakan indikasi bahwa program tersebut mendapatkan respons positif dari masyarakat. Banyak orang tua yang merasa kewalahan dalam menghadapi perilaku anak-anak mereka yang semakin sulit diatur.
"Secara ideal, anak-anak yang terlibat dalam tindak pidana akan diproses melalui peradilan anak dan kemudian ditempatkan di lembaga pembinaan anak. Namun, bagaimana dengan anak-anak yang tidak melakukan pelanggaran hukum tetapi memiliki perilaku yang menyimpang?" tanya Dedi Mulyadi.
Ia menyoroti permasalahan anak-anak yang sering bolos sekolah, kecanduan game online, mengonsumsi minuman keras, hingga terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba. Menurutnya, masalah-masalah ini perlu mendapatkan penanganan yang serius.
Dedi Mulyadi juga menegaskan bahwa keterlibatan TNI dalam mendidik siswa bukanlah hal yang baru di Indonesia. Ia mencontohkan program Paskibraka dan SMA Nusantara yang telah berhasil mencetak banyak tokoh-tokoh hebat. "Jadi, ini bukanlah sesuatu yang baru. Yang dilarang adalah mengajarkan teknik-teknik perang. Materi yang diajarkan adalah pelajaran PBB yang merupakan bagian dari kurikulum sekolah dan sangat bermanfaat bagi siswa," pungkasnya.
Secara garis besar, Dedi Mulyadi mendukung kebijakan pengiriman siswa bermasalah ke barak militer dengan alasan pembentukan karakter dan nasionalisme. Ia juga menyoroti masalah perilaku menyimpang pada anak-anak yang tidak terlibat dalam tindak pidana dan perlunya penanganan yang komprehensif.