Badan Gizi Nasional Perketat Pengawasan Program Makan Bergizi Gratis Demi Hindari Kasus Keracunan
Badan Gizi Nasional (BGN) terus berupaya keras untuk memastikan keamanan dan kualitas program makan bergizi gratis (MBG) bagi siswa sekolah di seluruh Indonesia. Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyampaikan komitmen ini setelah mengikuti rapat evaluasi bersama Presiden Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, Jawa Barat.
Prioritas utama BGN saat ini adalah mencegah terjadinya kasus keracunan makanan yang mungkin timbul dari program MBG. Dadan mengakui bahwa Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sebagai ujung tombak program, menghadapi tantangan besar dalam menjaga standar kualitas dan higienitas makanan yang didistribusikan kepada para siswa.
"Target kita jelas, zero accident. Kita tidak ingin ada kejadian keracunan di lapangan," tegas Dadan, seperti dikutip dari keterangan video di kanal YouTube Sekretariat Presiden. Untuk mencapai target ambisius ini, BGN akan memperketat berbagai aspek dalam pelaksanaan program MBG, termasuk proses seleksi mitra penyedia makanan dan pengawasan terhadap infrastruktur pendukung.
Rapat evaluasi bersama Presiden Prabowo juga membahas secara mendalam mengenai strategi untuk memperkuat tiga pilar utama keberhasilan program MBG, yaitu:
- Anggaran: Pemerintah telah memastikan ketersediaan anggaran yang memadai untuk mendukung operasional program MBG.
- Sumber Daya Manusia (SDM): BGN bekerja sama dengan Universitas Pertahanan untuk menghasilkan 30.000 Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) yang akan berperan sebagai garda terdepan dalam implementasi program di lapangan.
- Infrastruktur: BGN menyadari pentingnya infrastruktur yang memadai untuk mendukung operasional SPPG. Meskipun BGN berencana membangun 1.502 SPPG, targetnya adalah memiliki 30.000 SPPG di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, BGN membuka peluang kemitraan seluas-luasnya dengan berbagai pihak.
Lebih lanjut, Dadan menekankan bahwa BGN tidak hanya fokus pada kuantitas mitra, tetapi juga pada kualitas SPPG dan produk makanan yang dihasilkan. Pemantauan kualitas dan aspek higienis menjadi perhatian utama BGN dalam setiap tahapan pelaksanaan program MBG.
"Tantangan berat SPPG adalah pemantauan kualitas dan aspek higienis. Rapat evaluasi ini bertujuan untuk mempertajam proses seleksi mitra dan supervisi infrastruktur oleh berbagai pihak yang terlibat," pungkas Dadan. Dengan langkah-langkah yang komprehensif dan pengawasan yang ketat, BGN berharap program MBG dapat berjalan sukses dan memberikan manfaat optimal bagi kesehatan dan gizi siswa di seluruh Indonesia.