Wiranto Kembali ke Panggung Politik: Dari Kontestan Pilpres Hingga Penasihat Utama Prabowo
Wiranto: Perjalanan Panjang dalam Dinamika Kekuasaan Indonesia
Nama Wiranto kembali menjadi sorotan publik setelah ditunjuk sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Politik dan Keamanan oleh Presiden Prabowo Subianto. Kemunculannya ini bukan hanya sekadar mengisi jabatan strategis, melainkan juga menandai babak baru dalam perjalanan politik panjangnya yang penuh warna.
Wiranto, seorang tokoh dengan latar belakang militer yang kuat, telah lama malang melintang di kancah perpolitikan Indonesia. Kiprahnya mencakup berbagai posisi penting, mulai dari Panglima ABRI hingga Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam). Namun, perjalanan politiknya tidak selalu mulus. Salah satu momen penting dalam kariernya adalah ketika ia mencoba peruntungan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004.
Ambisi Presiden dan Pembentukan Hanura
Pada Pilpres 2004, Wiranto maju sebagai calon presiden berpasangan dengan Salahuddin Wahid. Diusung oleh sejumlah partai politik, termasuk Golkar, PDK, Partai Patriot, dan PPNU, pasangan ini harus bersaing dengan kandidat-kandidat kuat lainnya. Sayangnya, langkah Wiranto dan Salahuddin Wahid terhenti di putaran pertama, di mana mereka hanya mampu meraih peringkat ketiga. Kegagalan ini tidak menghentikan semangat Wiranto untuk berkiprah di dunia politik. Ia kemudian memutuskan untuk mendirikan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) pada tahun 2006. Pendirian Hanura menjadi wadah baru bagi Wiranto untuk memperjuangkan visi dan misinya dalam membangun bangsa.
Dari Kontestan Pilpres Hingga Pembantu Presiden
Setelah gagal dalam Pilpres 2004, Wiranto kembali mencoba peruntungannya dalam Pilpres 2009. Kali ini, ia maju sebagai calon wakil presiden mendampingi Jusuf Kalla. Namun, takdir berkata lain. Pasangan Jusuf Kalla-Wiranto kembali gagal meraih kemenangan. Meski demikian, Wiranto tidak menyerah. Ia terus aktif dalam dunia politik dan pemerintahan. Pada periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Wiranto dipercaya menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam). Setelah itu, ia menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) pada periode kedua pemerintahan Jokowi.
Peran Baru di Era Prabowo
Kini, di era pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Wiranto kembali mendapatkan kepercayaan untuk mengemban tugas penting sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Politik dan Keamanan. Penunjukannya ini menunjukkan bahwa pengalaman dan pengetahuan Wiranto masih sangat dibutuhkan dalam membantu presiden menjalankan roda pemerintahan. Baru-baru ini, Wiranto muncul di hadapan publik untuk menanggapi usulan Forum Purnawirawan TNI-Polri terkait dengan posisi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Dalam pernyataannya, Wiranto menekankan pentingnya bagi presiden untuk mempertimbangkan berbagai sumber informasi dan aspek sebelum mengambil keputusan.
Keterlibatan Wiranto dalam Persatuan Purnawirawan TNI-Polri semakin menegaskan perannya sebagai tokoh penting yang memiliki pengaruh di kalangan purnawirawan. Dukungannya terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran, sejalan dengan Asta Cita, menunjukkan komitmennya untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa.
Perjalanan politik Wiranto adalah cerminan dari dinamika kekuasaan di Indonesia. Dari seorang perwira tinggi militer hingga menjadi tokoh politik yang disegani, Wiranto telah melewati berbagai fase dan tantangan. Kini, sebagai Penasihat Khusus Presiden, ia kembali berada di pusat pemerintahan, siap memberikan sumbangsihnya bagi kemajuan bangsa dan negara.