Pernyataan Kontradiktif Suami Korban Banjir Palabuhanratu Picu Kemarahan Warga
Pernyataan Kontradiktif Suami Korban Banjir Palabuhanratu Picu Kemarahan Warga
Tragedi banjir bandang yang menerjang Kampung Gumelar, Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat, pada [tanggal kejadian] lalu menyisakan duka mendalam bagi keluarga Santi alias Zahra (40) dan putrinya, Nurul (3). Kehilangan dua nyawa tersebut semakin diperparah oleh pernyataan kontroversial yang dilontarkan oleh suami korban, Aang. Aang, melalui sebuah video berdurasi 34 detik yang beredar luas di media sosial, menyatakan bahwa istrinya dan anak perempuannya selamat dan berada di Cikakak, Desa Margalaksana, Kampung Ciganas. Pernyataan ini memicu kemarahan warga dan tim SAR yang tengah berjibaku melakukan pencarian korban.
Dalam video tersebut, Aang dengan tegas membantah informasi yang beredar mengenai istrinya yang hanyut terbawa arus Sungai Cipalabuhan. Sikap Aang yang dinilai tidak menunjukkan keprihatinan atas musibah yang menimpa keluarganya justru memicu kecaman dari berbagai pihak. Lebih lanjut, informasi yang disampaikan Aang dinilai telah menghambat proses pencarian korban. Ketua RW 22 Kampung Gumelar, Reza, mengungkapkan bahwa pernyataan Aang menyebabkan tim SAR melakukan pencarian di Cikakak, sementara jasad korban sebenarnya berada di lokasi kejadian. "Kami sampai ke sana, pak lurah juga ada, dan ternyata istrinya memang tidak ada di sana. Sampai akhirnya jasad korban ditemukan di lokasi kejadian, terbukti bahwa dia memang korban amukan Sungai Cipalabuhan," ungkap Reza dengan nada tegas. Ironisnya, di tengah proses pencarian yang memakan waktu dan tenaga tersebut, Aang tetap menjalankan aktivitas jualannya di pasar, seakan tak terbebani oleh musibah yang menimpa keluarganya.
Pernyataan Aang yang awalnya bersikeras bahwa istri dan anaknya telah pulang ke kampung halamannya di Kecamatan Cikakak akhirnya terbukti salah setelah jasad keduanya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Setelah kenyataan pahit tersebut terungkap, Aang baru mengakui bahwa istri dan anaknya menjadi korban banjir bandang. Ketidakkonsistenan pernyataan Aang ini menimbulkan pertanyaan besar tentang kesungguhan dan empati yang dimilikinya di tengah duka yang mendalam. Peristiwa ini mengarisbawahi pentingnya akurasi informasi dalam situasi darurat dan dampak pernyataan yang tidak bertanggung jawab terhadap proses penyelamatan dan pencarian korban bencana alam. Sikap Aang menimbulkan polemik dan menjadi sorotan publik, mengingatkan kita semua akan pentingnya solidaritas dan empati dalam menghadapi musibah bersama.
Kronologi Kejadian:
- Banjir bandang melanda Kampung Gumelar, Palabuhanratu.
- Santi dan Nurul menjadi korban.
- Aang menyebarkan video yang menyatakan istri dan anaknya selamat.
- Pernyataan Aang menghambat pencarian korban.
- Jasad Santi dan Nurul ditemukan.
- Aang mengakui kesalahannya.
Dampak Peristiwa:
- Kemarahan warga dan tim SAR.
- Penghambatan proses pencarian korban.
- Polemik dan sorotan publik terhadap sikap Aang.