Manufaktur Indonesia Meroket ke Peringkat 12 Dunia, Lampaui Negara ASEAN Lain

Sektor manufaktur Indonesia menunjukkan performa gemilang dengan menempatkan diri di posisi ke-12 global dalam hal Manufacturing Value Added (MVA) pada tahun 2023. Pencapaian ini menandai kemajuan signifikan bagi industri dalam negeri dan menempatkan Indonesia di atas negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand dan Vietnam.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menyatakan bahwa peningkatan MVA ini adalah bukti konkret dari strategi industrialisasi nasional yang berfokus pada hilirisasi sumber daya alam, peningkatan daya saing, serta adopsi teknologi dan inovasi. Ia menambahkan, kebijakan pro-bisnis dan pro-investasi menjadi kunci untuk memacu nilai tambah sektor manufaktur agar semakin kompetitif di pasar global.

Data dari theglobaleconomy.com menunjukkan tren positif MVA Indonesia sejak 2019, meskipun sempat mengalami penurunan selama pandemi Covid-19. Pada tahun 2023, MVA sektor manufaktur mencapai US$ 255,96 miliar, melonjak 36,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah dan mencerminkan kontribusi strategis industri pengolahan terhadap perekonomian nasional.

Nilai MVA Indonesia bahkan setara dengan negara-negara maju seperti Inggris, Rusia, dan Prancis. Sebagai perbandingan, rata-rata MVA dunia adalah US$ 78,73 miliar berdasarkan data dari 153 negara.

Agus Gumiwang menekankan bahwa Kementerian Perindustrian terus mendorong perlindungan industri dalam negeri melalui kebijakan yang melindungi pasar domestik dari serbuan produk impor. Hal ini terbukti efektif dalam meningkatkan MVA Indonesia secara signifikan.

Sektor industri manufaktur memberikan kontribusi sebesar 18,67% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, menjadikannya penyumbang terbesar dibandingkan sektor lainnya. Pencapaian ini mengukuhkan peran manufaktur sebagai motor utama pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan daya saing ekspor.

Indonesia memiliki potensi besar untuk memperluas pangsa pasar global, terutama melalui peningkatan ekspor produk hilir bernilai tambah tinggi, termasuk di sektor-sektor berikut:

  • Makanan dan Minuman
  • Tekstil
  • Logam
  • Otomotif
  • Elektronik

Keberhasilan Indonesia di kancah global ini merupakan hasil dari:

  • Implementasi strategi Making Indonesia 4.0
  • Penguatan struktur industri dalam negeri
  • Pemberian insentif bagi industri berorientasi ekspor dan substitusi impor

Pemerintah juga terus memperkuat kemitraan internasional, mempercepat adopsi teknologi industri 4.0, serta membangun ekosistem industri hijau dan berkelanjutan untuk menyambut transisi menuju ekonomi rendah karbon.