Sri Mulyani Bahas Strategi Hadapi Tarif AS Bersama Menkeu Jepang

Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, baru-baru ini bertemu dengan Menteri Keuangan Jepang, Katsunobu Kato, di sela-sela pertemuan ASEAN+3 Finance Ministers and Central Bank Governors' Meeting. Pertemuan bilateral ini difokuskan pada pembahasan mengenai tantangan yang muncul akibat kebijakan tarif yang diterapkan oleh Amerika Serikat (AS).

Salah satu poin utama yang disampaikan Sri Mulyani adalah respons positif yang diterima Indonesia dari pemerintah AS terkait negosiasi tarif. Indonesia menjadi salah satu negara pertama yang secara proaktif mengambil langkah negosiasi. Sebagai bagian dari upaya tersebut, pemerintah Indonesia telah menyiapkan serangkaian kebijakan komprehensif yang mencakup berbagai aspek, termasuk hambatan tarif (tariff barrier), hambatan non-tarif (non-tariff barrier), serta upaya untuk mengurangi defisit neraca perdagangan dengan AS. Sri Mulyani menyampaikan hal ini melalui akun Instagram resminya.

Diskusi juga menyentuh dampak eskalasi perang tarif terhadap sektor industri otomotif dan elektronik. Kedua sektor ini memiliki peran penting dalam perdagangan global dan didominasi oleh negara-negara seperti AS, Jepang, China, dan Eropa. Indonesia secara khusus meminta pandangan dan masukan dari Jepang mengenai strategi menghadapi perang tarif, mengingat pengalaman Jepang dalam menghadapi situasi serupa dengan AS pada era 1980-an. Pengalaman Jepang dinilai sangat berharga dan dapat menjadi referensi penting bagi Indonesia dalam merumuskan langkah-langkah ke depan.

Dalam merespons situasi perang tarif yang sedang berlangsung, Indonesia dan Jepang sepakat mengenai pentingnya memperkuat kerja sama perdagangan di kawasan ASEAN. Kedua negara mengakui bahwa kedekatan budaya, geografis, dan sejarah antara negara-negara ASEAN+3 merupakan fondasi yang kuat untuk menciptakan stabilitas dan kesejahteraan di kawasan. Peningkatan kerja sama ini diharapkan dapat membantu negara-negara di kawasan untuk menghadapi tantangan ekonomi global dengan lebih baik.

Berikut adalah poin-poin yang dibahas dalam pertemuan tersebut:

  • Tantangan kebijakan tarif AS
  • Respons positif AS terhadap negosiasi Indonesia
  • Paket kebijakan komprehensif Indonesia (tariff barrier, non-tariff barrier, defisit neraca perdagangan)
  • Dampak perang tarif pada industri otomotif dan elektronik
  • Pengalaman Jepang dalam menghadapi perang dagang dengan AS
  • Penguatan kerja sama perdagangan di kawasan ASEAN+3