BKKBN Targetkan Satu Juta Akseptor KB untuk Menekan Angka Kematian Ibu dan Bayi

Keluarga sebagai unit terkecil masyarakat, memiliki peran krusial dalam membentuk kualitas SDM yang akan menentukan masa depan bangsa. Kesadaran akan hal ini mendorong Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk terus menggencarkan program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR).

Kepala BKKBN, Wihaji, menyatakan bahwa program KBKR bukan sekadar mengatur kelahiran, melainkan sebuah upaya komprehensif untuk menekan angka kematian ibu dan bayi, serta mencegah stunting. Hal ini disampaikannya dalam acara "Pencanangan Pelayanan KB Serentak dalam Rangka HUT IBI ke-74 Tahun 2025" di Kabupaten Tangerang.

Dalam kesempatan tersebut, Wihaji mengapresiasi peran bidan sebagai garda terdepan yang mendampingi keluarga, memberikan edukasi, dan mencegah risiko stunting. Ia menekankan bahwa program pelayanan KB serentak harus menjangkau seluruh lapisan masyarakat, tanpa terkecuali.

BKKBN menargetkan pelayanan KB yang berkualitas dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh keluarga Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Program KBKR mengajarkan pentingnya perencanaan keluarga dengan mencegah "empat terlalu": terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering, dan terlalu banyak melahirkan, serta mencegah kehamilan yang tidak direncanakan. Setiap kehamilan harus direncanakan, dan setiap anak harus lahir dalam cinta dan kesiapan.

Dalam rangka memperingati HUT ke-74 Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dan Hari Bidan Internasional, BKKBN bersinergi dengan PP IBI menyelenggarakan Pelayanan KB Serentak 1 juta akseptor pada 5-31 Mei 2025 di seluruh provinsi di Indonesia. Prioritas diberikan kepada pelayanan KB IUD dengan target Rekor MURI 50.000 akseptor dan pelayanan KB pascapersalinan (KBPP).

KBPP memiliki peran strategis dalam membantu ibu menjaga kesehatan reproduksinya setelah melahirkan serta menghindari kehamilan yang terlalu cepat setelah persalinan. Program ini diharapkan dapat menurunkan risiko kesehatan bagi ibu dan bayi.

Wihaji juga menyampaikan apresiasi atas keberhasilan Indonesia meraih penghargaan internasional dari FP2030 atas capaian program KBPP tertinggi di kawasan Asia Pasifik pada tahun 2024. Keberhasilan ini juga menjadikan Indonesia tuan rumah bagi delegasi Pakistan yang ingin mempelajari keberhasilan KBPP di Indonesia.

Ketua Umum PP IBI, Ade Jubaedah, berharap pelaksanaan program KB tidak hanya mengejar target kuantitas, tetapi juga memperhatikan kualitas pelayanan secara maksimal. Kolaborasi antara IBI dan BKKBN diwujudkan dalam slogan "Ada Bidan, Ada KB. Ada KB, Ada Bidan" dalam generasi sehat menuju Indonesia Emas 2045.